006. Anita Riyani
Jeritan Lubuk yang Merindu
Sekian masa tak berjumpa sekian waktu tak memandang
Bagaimana eloknya paras tanah kelahiranku tersayang
Sekilas pandangan mata menyapu sekeliling apa yang terlihat
Berharap ada yang berubah dari pemandangan sebelumnya
Berharap pemandangan elok dan cantik yang terlihat didepan mata
Tapi kini... apa yang terlihat !!? Apa yang tersajikan didepan mata !!?
Tak ada paras elok dan cantik yang tampak dikampung halamanku sedikitpun
Heran ... kecewa ... mengapa dan apa yang terjadi dengan tanah kelahiranku
Jiwa ini tak rela jika tempat kelahiranku dihiasi oleh debu jalanan
Tanah-tanah kami nan subur dibangun gedung yang menjulang tinggi...angkuh...
tak memperdulikan bangunan yang lusuh
Jalanan yang dulu elok... kini... lihatlah...
Lihatlah apa yang mereka perbuat pada kampung halamanku
Lihat dan dengarkanlah wahai kalian perusak tanah kelahiranku
Imbalan apa yang bisa kalian persembahkan untuk mereka ...
Untuk mereka yang menghirup debu-debu setiap saat
Untuk mereka yang melewati jalanan yang rusak dan berlubang
Lalu... Apa yang bisa anda perbuat sekarang ???
Lihatlah... mereka hanya diam dalam ketidakberdayaan
Hanya menunggu dan beralasan pasrah
Menunggu uluran tangan iba dari para tuan-tuan berdasi
Pernahkah kalian renungan betapa sakitnya tanah kelahiran nan elok
berubah menjadi seperti ini ..
Tuan berdasi ... kau tau banyak yang hilang dari tanah kelahiranku sekarang
Tak ada lagi hamparan sawah tergelar indah
Tak ada lagi terdengar kicauan burung nan merdu
Tak ada lagi senyuman para petani dipagi hari
Tak ada lagi angin sejuk yang membelai indah setiap bulir-bulir padi nan hijau
Tak ada lagi suara riuh ceria anak-anak menuju sekolah
Dengarkan suara lembut dari lubuk mereka wahai tuan-tuan berdasi
Dengarkan dan saksikanlah tatapan nanar dari raut-raut gelisah mereka
Entahlah... sampai kapan mereka merasakan kepenatan yang tak kunjung usai ini
Dan kini, aku hanya bisa berbisik pada burung kecil itu bahwa aku .........
Merindukan pada eloknya bayangan tanah kelahirannku yang dulu.
Anita Riyani
Penyair ini lahir di Batulicin, 4-januari-1994, dan dinggal Tanah Bumbu , Kaliantan selatan.
Jeritan Lubuk yang Merindu
Sekian masa tak berjumpa sekian waktu tak memandang
Bagaimana eloknya paras tanah kelahiranku tersayang
Sekilas pandangan mata menyapu sekeliling apa yang terlihat
Berharap ada yang berubah dari pemandangan sebelumnya
Berharap pemandangan elok dan cantik yang terlihat didepan mata
Tapi kini... apa yang terlihat !!? Apa yang tersajikan didepan mata !!?
Tak ada paras elok dan cantik yang tampak dikampung halamanku sedikitpun
Heran ... kecewa ... mengapa dan apa yang terjadi dengan tanah kelahiranku
Jiwa ini tak rela jika tempat kelahiranku dihiasi oleh debu jalanan
Tanah-tanah kami nan subur dibangun gedung yang menjulang tinggi...angkuh...
tak memperdulikan bangunan yang lusuh
Jalanan yang dulu elok... kini... lihatlah...
Lihatlah apa yang mereka perbuat pada kampung halamanku
Lihat dan dengarkanlah wahai kalian perusak tanah kelahiranku
Imbalan apa yang bisa kalian persembahkan untuk mereka ...
Untuk mereka yang menghirup debu-debu setiap saat
Untuk mereka yang melewati jalanan yang rusak dan berlubang
Lalu... Apa yang bisa anda perbuat sekarang ???
Lihatlah... mereka hanya diam dalam ketidakberdayaan
Hanya menunggu dan beralasan pasrah
Menunggu uluran tangan iba dari para tuan-tuan berdasi
Pernahkah kalian renungan betapa sakitnya tanah kelahiran nan elok
berubah menjadi seperti ini ..
Tuan berdasi ... kau tau banyak yang hilang dari tanah kelahiranku sekarang
Tak ada lagi hamparan sawah tergelar indah
Tak ada lagi terdengar kicauan burung nan merdu
Tak ada lagi senyuman para petani dipagi hari
Tak ada lagi angin sejuk yang membelai indah setiap bulir-bulir padi nan hijau
Tak ada lagi suara riuh ceria anak-anak menuju sekolah
Dengarkan suara lembut dari lubuk mereka wahai tuan-tuan berdasi
Dengarkan dan saksikanlah tatapan nanar dari raut-raut gelisah mereka
Entahlah... sampai kapan mereka merasakan kepenatan yang tak kunjung usai ini
Dan kini, aku hanya bisa berbisik pada burung kecil itu bahwa aku .........
Merindukan pada eloknya bayangan tanah kelahirannku yang dulu.
Anita Riyani
Penyair ini lahir di Batulicin, 4-januari-1994, dan dinggal Tanah Bumbu , Kaliantan selatan.