TEKS SULUH


Selasa, 16 September 2014

Kata Toto ST Radik, Indonesia Setengah Tiang




Toto ST Radik adalah penyair Indonesia kelahiran Singarajan, Serang, Banten. Lahir pada 30 Juni 1965 dari ayah H. Mohamad Suhud dan ibu Hj. Ratu Tuchaeni, Toto ST Radik menempuh pendidikan SD, SMPN 2 Serang dan SMA 1 Serang. Kemudian dia melanjutkan ke IKIP Bandung dan STKS Bandung. Namun pendidikan di sana tidak selesai. Dia kemudian melanjutkan ke Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Menikah dengan Babay Herlina, Toto ST Radik memiliki dua putri: Radika Dzikru Bungapadi dan Rara. Kepenyairannya jauh lebih dikenal publik daripada profesinya sebagai pegawai negeri (dulu di BKKBN, sekarang di Dinas Parawisata Kota Serang).
Sebagai penyair, pertama kali Toto ST Radik menulis di Pikiran Rakyat. Puisi-puisinya kemudian tersebar di berbagai media massa. Selain itu puisi-puisinya juga terkumpul dalam berbagai antologi, di antaranya:
1. Antologi
Jejak Tiga (Serang: Azeta, 1988)
Ode Kampung (Serang: Lingkar Sastra dan Teater, 1995)
Negeri Bayang-Bayang (Surabaya: Yayasan Seni Surabaya: 1996)
Dari Bumi Lada (Lampung: Dewan Kesenian Lampung, 1996)
Cermin Alam (Bandung: Forum Sastra Bandung dan Taman Jawa Barat, 1996)
Antologi Puisi Indonesia 1997 (Bandung: Angkasa, 1997)
Bebegig (Serang: Lingkaran Sastra dan Teater, 1998)
Resonansi Indonesia (Tangerang: Komunitas Sastra Indonesia, 2000)
Datang Dari Masa Depan (Tasikmalaya: Sasnggar Sastra Tasik, 2000)
Puisi (Jakarta: Yayasan Puisi, 2001)
Sajadah Kata (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2001)
Konser Ujung Pulau (Lampung: Dewan Kesenian Lampung, 2002)
2. Kumpulan Puisi Tunggal
Mencari dan Kehilangan (Serang: Lingkaran Sastra dan Teater, 1996)
Indonesia Setengah Tiang (Tangerang: Komunitas Sastra Indonesia, 1999)
Jus Tomat Rasa Pedas (Serang: Sanggar Sastra Serang dan Suhud Sentrautama, 2003)
Pangeran [Lelaki yang Tak Menginginkan Sorga] (Serang: Rumah Dunia, 2004)
Selain bekerja sebagai pegawai negeri Toto ST Radik mengajar puisi secara sukarela sejak 2001 hingga sekarang. Pengajaran puisi itu dilaksanakan di Sanggar Sastra Serang (S3) bekerjasama dengan Majalah Horison dan di Majlis Puisi Rumah Dunia. Bersama Gol A Gong dia mengelola komunitas seni Rumah Dunia di Serang, Banten.