Fasha Imani
Febriyanti
SEBUAH PERJAMUAN
larut malam yang kelam
ditemani sunyi mencekam
dan dingin begitu hebat
mengusik pikiran
perjamuan akhir di tahun lalu.
di tengah ruang bernuansa
klasik serta gambar-gambar abstrak
yang kau lukis.
angin memberi isyarat
pada kelopak biji mataku
dan tatapannya seperti cahaya malam
mengantarkanku pada mimpi.
dan kita,
hanya memaknai dan merasakan cinta
tanpa menengok kearah manapun
barangkali sudah kehendak illahi
hitam dan putih sebuah takdir.
perwujudan cinta adalah harapan
seperti halnya harapan purba
biarlah kutelan kenyataan ini
ditemani sunyi mencekam
dan dingin begitu hebat
mengusik pikiran
perjamuan akhir di tahun lalu.
di tengah ruang bernuansa
klasik serta gambar-gambar abstrak
yang kau lukis.
angin memberi isyarat
pada kelopak biji mataku
dan tatapannya seperti cahaya malam
mengantarkanku pada mimpi.
dan kita,
hanya memaknai dan merasakan cinta
tanpa menengok kearah manapun
barangkali sudah kehendak illahi
hitam dan putih sebuah takdir.
perwujudan cinta adalah harapan
seperti halnya harapan purba
biarlah kutelan kenyataan ini
2014
Fasha Imani
Febriyanti
Bandung, 11
Februari 1997. Puisi-puisinya dimuat di media regional dan masukdalam
antologi bersama nasional . Penyair ini juga aktif di Teater di Komunitas
Menara. Masih Mahasiswa dan tinggal di Bandung.