En Kurliadi
Nf
Gubuk Kami
: kapung
ragang
di sini, gubuk kami berdiri dan kami
bangun
dengan ladang dan kicau burung
terbang
bilik pintu dari bambu kuning
jendela tanpa kaca juga
atap dari rumbia kuning campuran kolare
yang di senjai kekeringan
gubuk ini kami bangun dengan
keringat kuning
pagi yang merapat pada senja
ternak yang dilepas ke ladang
sedangkan bila terbangun dari tidur
sungai mengirim kecipak airnya
kehilir
ke tanah seberang, tempat jagung dan
padi tumbuh juga
batu yang kanvas diantara hutan
belukar
bila malam larut dan beranjak :bulan
mengapung
ke halaman, membuka celana
mematangkan rindu yang diperam bulan
perempuan-perempuan yang dipanggil
ibu
oleh anak-anaknya, membuka rahim
surganya
sejak kabar magrib membakar sepi
di lenca' kaju ia telah menggantung nasib
yang berputar merapal hidup
berpendar meruangi segala risalah
waktu
yang tinggal ampas pada tubuhnya
gubuk ini kami bangun dengan kasih
sayang
jauh dari kota-kota yang telanjang
udaranya yang mengapung diantara
deru dedaun
musim menyusui aksara hujan
membuat cinta, menyisakan doa
yang halimun : tak pernah sirna
kami ucapkan di beranda sajadah
di sini, gubuk kami berdiri
dengan seribu doa dan cahaya
yang tak akan pernah mati
sampai kami tandas usia
gili-genting, 2013
nama pena dari Kurliadi lahir di kepulauan giligenting sumenep Madura, salah satu alumni pondok pesantren mathali’ul anwar pangarangan sumenep, menulis karya sastra berupa puisi, cerpen, novel, roman, pantun ,esai dan lainlain.dalam dua dua bahasa ( Indonesia dan Madura ) beberapa karyanya juga pernah dipublikasikan di media massa seperti “ horizon dan media regionaldan nasionallainnya serta dibeberapa antologi bersama nasional. Tinggal di Bekasi Jawa Barat.