TEKS SULUH


Rabu, 03 September 2014

Lailatul Kiptiyah

 Lailatul Kiptiyah

Ke Ladang Tebu
pagi-pagi sekali ia telah rapi
langkahnya cukup hati-hati
jalanan yang dilewatinya adalah
sebuah jembatan bambu di atas kali dangkal berbatu

ah, dilihatnya seekor ikan mengambang di permukaan bayangnya
seperti takjub
mengecupi lumut
yang membuatnya terus hidup
lumut itu seperti kekasih
membagi dalam perih

menurutnya cuaca kali ini sungguh tak terkira
sebentar hujan berpendar sebentar terik membakar segala yang kena

di tikungan ia lihat seekor kadal kecil
melesat ke bawah  serimbun kemangi
dulu,  ia selalu menunggu seseorang datang ke sini
membawa aroma jerami

angin terasa lembut merandai
langkah hati-hatinya telah sampai
--oh, hanya padang kelabu
hanya sisa-sisa bonggol yang mengabu
dangau itu juga sepi
nyata telah lama ditinggal penghuni
kemana tebu-tebu yang dulu berjajar rapi

seekor prenjak hinggap di sebatang ketela
selain itu tak ada siapa-siapa

benar seperti kata ayahnya
ketika semalam ia tiba:
“tak ada lagi siapa-siapa
orang-orang itu pergi
terbawa malaria yang meninggi”
dan orang tua itu selamat
kini ia hanya duduk menafakuri waktu
yang meninggalkannya bersama kerapuhan itu

Jakarta, 2011
Lailatul Kiptiyah, lahir dan besar di Blitar, Jawa Timur 20 Juli 1975. Puisi-puisinya banyak dimuat di media regional dan nasional serta banyak mengikuti berbagai antologi bersama nasional,  Saat ini tinggal bersama suami di Mataram-NTB.