TEKS SULUH


Sabtu, 23 Januari 2021

Puisi Agus Sighro Budiono di Gembok 2021

 Agus Sighro Budiono


Senandung


senandung ini adalah lagu cinta

             untaian kata

             yang ditoreh tanpa dusta

            

lengang dan sepi di setiap baitnya

                       ikrar janji tulus

                       bukan pemanis belaka


senandung ini adalah nyanyian hati

           tumbuh dari kuncup yang suci

           iramanya ngungun melena hari

           yang merangkak

           menuju mati


O ...senandung di hijau hari


walau kadang ada ragu 'tuk menyanyikannya

           akankah senandung ini

           lagu cinta

           riang gelisah mengalir

           dalam biramanya

           duka bahagia

           meresap dalam nadanya

          

atau senandung ini

tembang nestapa

nyanyian romeo juliet

di sela isaknya

             impian bahagia

             putus di cawan derita

            

senandung ini adalah

mantra semaradahana

             membakar jiwa

             lelehkan gembok hati

             abukan benci

Bojonegoro, 161220

Agus Sighro Budiono


Cerita di Sebuah Perjalanan


gerimis di tengah musim

deru angin di pohon kemuning

sepasang muda mudi mengayuh kisah

tentang derita dan peperangan

tak terjelaskan


di desember yang basah

sepasang muda mudi berpacu desah


"kita musti turun di sini," kata sang muda tiba tiba,

ketika sampai pada sebuah persimpangan.


sang mudi enggan tentukan pilihan

hatinya galau, otaknya kacau

hampa

senyap


angin berhenti berdesir

badai berkecamuk

di kedua matanya.


sepasang muda mudi mengayuh kisah

diam dan beku sepanjang perjalanan.


           gerimis melebat

           menjadi hujan

                           lebat

                          

angin merontokkan daun kemuning


sepasang muda mudi

mengayuh kisah

            bual

            tenang tanpa sesal.


Bojonegoro, 101220


Agus Sighro Budiono, lahir pada 26 Agustus, tetapi karena harus masuk sekolah lebih awal, maka di akte kelahiran tertulis  26 Januari 1973. menekuni dunia teater sejak di bangku SMA. Saat ini mengabdikan diri sebagai guru seni budaya di SMK Negeri 2 Bojonegoro. Selain mengajar juga membina di beberapa sanggar seni diantaranya sanggar seni rupa Pasuryan, sanggar teater AWU, dan beberspa kelompok teater sekolah di Bojonegoro. Tahun 1995  Pernah meraih sebagi sutradara terbaik dan Penata artistik terbaik pada lomba drama remaja se jatim di Unesa (dulu IKIP Surabaya) tahun 1999 mengikuti Pertemuan Teater Indonesia (PTI)  di Yogyakarta, tahun 2000 mendirikan teater Parkir di  IKIP PGRI  Bojonegoro dan memulai program pentas road to school  yang bertujuan memberikan apresiasi seni teater dan penulisan naskah lakon di sekolah sekolah tingkat SLTP dan SLTA.

Beberapakali meraih penghargaan sebagai penulis naskah terbaik, diantaranya  tahun 2000 Naskah Drama anak-anak "Prapto dan Gatot Kaca" (juara 3 sayembata penulisan naskah anak anak oleh pemerintah provinsi Jawa Timur), Senja di ujung Trotoar (Naskah terbaik Fragmen Budi Pekerti tahun 2012, 2017 menjadi sutradara terbaik pada event lomba teater tradisi yang dselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jatim) , tahin 2014 naskahnya yang berjudul "Tanah Adat" dinobatkan sebagai naskah terbaik tingkat nasional dalam festival pertunjukan tradisional di TMII  Jakarta. 2017 naskahnya yang berjudul berjudul "Sosrodilogo" menjadi nadkah terbaik dalam festival Seni Tradisi dalam rang HUT Propinsi Jawa Timur di Grand City Surabaya.

Puisi puisinya terhimpun dalam antologi bersama “Serat Daun Jati” (KSMB 2010), Puisi Menolak Korupsi 2 - 6 (2013 - 2016), Memo Untuk Presiden  (2014), Memo Untuk Wakil Rakyat (2015) Merangkai Damai (2015), kata Cookies Pada Musim (2015), Corona (Lumbung Puisi 2020) Pandemi Puisi(2020), Pulang (2020) dll.

Tinggal di Desa Ledok Kulon Bojonegoro - Jawa Timur.