TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2021

Puisi hasani Hamzah di gembok 2021

 Hasani Hamzah 


Belajar Kepada Burung-burung 


Burung-burung itu mahluk Tuhan yang merdeka

Sayap-sayapnya adalah mimpi sepanjang masa 

Sejauh ia terbang, bila petang pulang ke sarang

Dahan-dahan yang tinggi tempatnya berlabuh

Dipetiknya pucuk-pucuk harum, buah meranum

Digugurkannya biji-bijian di bumi menjelma hutan

Bila kemarau tiba, disimpannya air mata 

di bening telaga

Luka-luka disembunyikannya di balik awan

Digeseknya ranting-ranting dan ia bernyanyi merdu. O, betapa sendu

Sebagai anak manusia. Sungguh aku 

ingin belajar pada burung-burung itu

Bebas dan lepas dari segala belenggu 

Sumenep, 5 Nopember 2020


Hasani Hamzah 


Gorden 

Sepasang kursi harmoni 

Dalam ruang tak berkunci

Aku dan kau duduk berdua

Singkap tirai jendela 

Memandangi kupu-kupu 

Bunga-bunga itu

Burung-burung bangau

Bertengger di batu sungai

Tanganku dan tanganmu

Menggapai dalam waktu

Alam nan luas terbentang 

Jalan masih panjang

Wajah kita tersenyum

Di dinding merah meranum

Aku dan kau lukisan hidup

Cinta yang tak pernah redup

Sumenep, 30 Oktober 2020


Hasani Hamzah, lahir di Sumenep pada 16 Agustus 1974. Menulis puisi, cerpen, fiksimini, dan lakon drama anak. Menggagas "Doa Dunia; Antologi Puisi Solidaritas untuk Palestina, Kemanusiaan dan Pembebasan" (Diandra Creatif, 2015). Aktif menulis di media sosial di beberapa komunitas sastra serta terlibat dalam beberapa antologi bersama diantaranya Independen Journey, (Penebar Pustaka 2019), Enigma Covid Kumpulan  Puisi Crew SKS & Jam Malam Yogya, Kata Kita Antologi Two Lines Poetry) dan lain-lain. Selain menulis juga menjadi penggerak Malam Puisi Anak Pulau, pembina kelompok teater Cemara sekolah dasar di kampung halamannya. Sekarang ini fokus menyiapkan antologi tunggalnya dan menyelesaikan novel Sipakkan; Laut itu Masih Biru. Pengalaman membaca puisi paling seru yaitu pada acara Sang Gembala; Purnatugas Bpk. A. Mukthie Fadjar, Mahkamah Konstitusi RI di hotel Regents Malang tahun 2009.