Muhammad Lefand
Burung Terbang Mengejar Perahu
Luka sudah mencemari semesta
Alam riuh mencari para tersangka
Pembakaran hutan
Pembalakan liar
Perburuan hewan
Perusakan di segala penjuru
Membuat burung-burung tidak betah
Tak ada rasa aman
Tak ada rasa nyaman
Ketenteraman hanya kisah
Burung terbang pergi ke timur
Mengejar perahu-perahu yang berlayar
Mencari ketenangan
Merasakan tantangan
Membuang ketakutan
Ombak bukan sebuah rasa takut
Badai menjadi selimut
Angin mendetakkan debar
Keberanian hanya milik pelaut
Orang-orang yang melihat burung terbang
Burung tak merasa lelah mengejar perahu
Layar berdiri kokoh semangati rasa
Hidup tak cukup saling curiga
Kebohongan awal kerusakan
Ketamakan awal kehancuran
Laut tak pernah memberi restu
Kepada para pengkhianat
Pelaku kerusakan pembuat gaduh
Merusak kepercayaan denyut nadi
Perginya burung sebagai isyarat
Jember, 2020
Kubaca Laut
Kubaca laut di kakimu
Jejak menyerupai perahu
Setiap pergantian jaman
Menjadi penanda ingatan
Kubaca laut di tanganmu
Kepal menjelma ombak
Setiap debur kehidupan
Menjadi penanda harapan
Kubaca laut di matamu
Kedip menyerupai angin
Setiap belai kerinduan
Menjadi penanda ingatan
Kubaca laut di wajahmu
Senyum menjelma pantai
Setiap bisik ketenangan
Menjadi penanda keindahan
Kubaca laut di tubuhmu
Semangat menyerupai layar
Setiap badai menyaksikan
Menjadi penanda keteguhan
Kubaca laut di hatimu
Cinta menjelma palung
Setiap bentuk kebijaksanaan
Menjadi penanda kedalaman
Jember, 16-6-2020
Muhammad Lefand lahir dari pasangan suami istri Padatun-Munipa di Sumenep Madura pada tanggal 22 Februari 1989 dengan nama Muhammad. Mengenyam pendidikan dasar di SDN Serabarat I, pendidikan menengah di MTs danMA An-Nawari Seratengah Bluto Sumenep, dan pendidikan tinggi di Universitas Islam Jember. Salah satu pendiri dan pegiat Forum Sastra Pendhalungan Jember, pendiri dan pegiat Forum
Sastra Jember, pegiat Forum Sastra Timur Jawa dan Malam Puisi Jember. Sering mengikuti
pertemuan sastra baik tingkat nasional maupun Internasional. Antologi puisi tunggalnya “Satu Kaca Dua Musim”(Pena House: 2014). “Jangan Panggil
Aku Penyair” (Ganding Pustaka: 2015) Revolusi Mental dan Estetika (CV Erzatama: 2015).
“Khotbah Reungan Tak Utuh Jarak dan Jagung” (Pena House: 2016). Kronologi Imaji
(FAM Publishing: 2017). Sakmasek: dari Madura dari Indonesia persembahan untuk Dunia (Sukarno press: 2018). Penyair dan Orang-orang Kecil (FAM Publishing: 2019)