Mohammad Saroni
Terkunci di Sini
Terkunci ku di sini
ketika langit abuabu
matahari sembunyi di balik awan
angin senyap
berdiam itu nikmat
aku terkunci di sini
saat pintupintu tertutup rapat
tidak ada lubang angin
tidak ada celah pengintip
walau gelap tak mampu menang
dalam ruang ini tetap terang
aku terkunci di sini
bersama orangorang luka
gelisah hidupnya
diam raganya
tetapi jiwanya terus melayang
aku terkunci di sini
kehilangan anak kunci
yang pernah kau berikan
saat aku mencari jalan
menujuMu
27 Agustus 2020
Mohammad Saroni
Pengakuan
pengakuan menjadi sesuatu yang langka
ketika rasa ikut menyertainya
harga diri menjadi perisai
bentengi diri dari aib
yang mungkin tumbuh sebagai luka
maka darah bahkan nyawa diberikan
sungguh berat untuk sebuah pengakuan
sebab akan merobek kulit muka sendiri
hingga banyak topeng dikenakan
berusaha menutupi identitas diri
demi nilai harga diri
mengingkari kenyataan menjadi biasa
tetapi, kita butuh pengakuan
walau pahit dan menyakitkan
sebab bersembunyi dari kebenaran
akan melahirkan nista
seperti menyimpan bangkai
jangan kurung dirimu dalam terali keingkaran
berterusteranglah
semua menjadi indah
3 September 2020
Mohammad Saroni, penulis kelahiran dan bertempat tinggal di Mojokerto. Penulis berprofesi sebagai guru di SMK Brawijaya Mojokerto. Kegiatan menulis nonfiksi dan fiksi. Karya nonfiksi diterbitkan penerbit Jogjakarta, sedangkan nonfiksi diterbitkan secara solo maupun antologi.