TEKS SULUH


Senin, 11 Januari 2021

Puisi Indri Yuswandari di gembok 2021

 Indri Yuswandari


Kemana Angin

Masihkah tersisa catatan kebesaran saat mata saling bertatap pada tanah merah di hulu mana entah kala sore kemarau beraroma kental laut, hanya geliat asap rokok yang kian berat mengikat hela napasmu tersekat

Tersesatkah kita di garis penyeberangan ketika tenggorokan terasa sekam sajian meja menjelma parang di antara gelaktawa botol-botol minuman berbusa, kalimat-kalimat yang terucap justru menjadikan wajah semakin pucat

Di kedalaman manakah segala jarak kecintaan menjadi tak berangin ketika ribuan kunang-kunang menyaksikan jangkar yang kau lempar merobek ujung gaunku dan kita taklagi dingin?

01.08.2019

Indri Yuswandari


Pagi Nelayan


Bersama angin kusembahyangkan rindu pada ombak subuh yang baru saja.jeda

selat telah jauh kita lewati malam tadi saat engkau menyematkan anak-anak kalimat ke dalam bilikku yang penat

melepas kapal-kapal yang masih setia membawa ribuan pengembara menuju kotaraya

Begitulah kita menghibur diri, menikmati jejak-jejak pasangkaki yang senantiasa meninggalkan potongan-potongan bertanda

meski dahaga di gelas belum juga ingin lepas sebab napas tiba-tiba diburu bayangan hutang

Kita memang erat diikat kehidupan yang melarat, tapi bukan gelandangan yang memajang kemalasan

belum saatnya pulang pagi ini, jemari masih ingin menautkan kait tali menggali mimpi tentang perigi

"Oh indahnya saran matahari!"

"Puas-puasin saja sebelum malam kembali tiba dan engkau kehilangan tanda-tanda!"

13.09.2019

Indri Yuswandari yang asli dari Blitar dan sekarang tinggal di Kendal Jawa Tengah ini sudah menulis dan membaca puisi sejak bangku SMP. Waktu SMP dan SMA puisi Indri sering dimuat di majalah dinding dan buletin sekolah, Indri juga pernah menjadi juara dua Lomba Cipta Puisi seJawa Timur di RRI Malang waktu kelas dua SMA.

Sempat vakum selama dua puluh empat tahun,akhirnya pada tahun 2015 Indri kembali memberanikan diri tampil berpuisi di depan publik. Kecintaannya pada puisi telah membawanya ke banyak daerah-daerah dan kota besar di Pulau Jawa juga Ubud Bali.

Tiga antologi puisi tunggal.yang telah ditulis berjudul :

Lukisan Perempuan (2017)

Ini Hampir Pukul Tiga (2018)mendapat juara 3 Lomba Buku Kreatif Dapur Sastra Jakarta

TekaTeki Catatan Kaki (2019)

Puisi-puisi Indri juga dimuat dalam enampuluh antologi puisi bersama penyair Nusantara dan dua antologi Melayu/Malaysia

Selain menulis dan membaca puisi, Indri juga menulis cerpen, esai, bermonolog, berteater juga ikut bermain dalam film pendek.