TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2021

Puisi Herry Trunajaya di Gembok 2021

 Herry Trunajaya


Pantaskah Aku

(Kado Kecil Pernikahan)


Kedua tanganku selalu ingin

menggapai, merangkul hidupmu

Kedua kakiku selalu ingin melangkah,

membawa nasibmu

Kedua mataku selalu ingin memberimu kenyamanan.

Mulutku selalu ingin mengucapkan terima kasih

Lihatlah tawa dan tangis anak-anak kita,

amanah yang dititipkan-Nya

di sela-sela waktu yang terus berlari pasti,

menuju titik nadir

Apakah aku pantas sebagai lelaki dalam kefanaan

Maaf, jika aku tak mampu memberi rona yang

lebih sejuk di rembang senja kebersamaan kita

Balikpapan, 10032020 















Herry Trunajaya


Merindumu


Rindu mendesak-desak

kemana aku harus melabuhkannya

kedua mata ini pun menghangat selalu

waktu telah membawa pergi

Tinggallah aku termangu

dalam kehampaan

masih membayang saat anakmu menatap

wajah pucat pasimu

bayangan itu tak pernah pupus di pelupuk mata

karena rindu kami, anak-anakmu tak seperti embun

yang sirna di teri mentari

Rindu kami masih kekal adanya

tak peduli membentur ruang kosong

kami anak-anakmu memang tak bisa lagi

berbakti mengangkat tubuh rentamu

Hari ini, berpuluh tahun sudah

kami mengantar ibu pergi bersama waktu

Seekor camar terbang panik mencari nasibnya

Balikpapan, 25 Agustus 2020


Herry Trunajaya BS, lahir dan menetap di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Menulis sejak remaja, tulisannya berupa cerpen dan puisi dimuat di media seperti, koran Swadesi, Simphoni, Ria Film, Anita Cemerlang (semuanya sudah almarhum). Bukunya berupa kumcer “Gadis Penabur Bunga” dan sejarah perjuangan “Balikpapan 13 November 1945.” Pemenang utama keempat Lomba Puisi Cinta Tabloid Nyata 2008.