TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2021

Puisi Evita Erasari di Gembok 2021

 Evita Erasari 


Air

Ia dibutuhkan 

Serupa nafas 

Setiap mahluk 

Setiap tetumbuhan 

Setiap kehidupan 


Ia membasahi 

Bulir bulir padi 

Membesarkan buah buahan

Menjadi rumah bagi para ikan 

Menghidupkan peradaban 


Lalu bagaimana bila 

Jalan tak berpori 

Bukit menjadi villa 

Sampah menutup muara 

Apakah ia tak gelisah ? 


Lihatlah, di langit 

Titik titik air menggenang 

Angin akan segera meminang 

Tetumbuhan berdesir 

Segala mahluk bersimponi 


Berikanlah jalan 

Menuju ibu bumi 

Jangan sampai ia marah 

Dan melahirkan 

Amarah 

Semarang , 22 September 2020 


Evita Erasari 


Percakapan Mata dan Kaki


Sepasang mata bercerita kepada kaki 


Wahai kaki, lihatlah 

Disini aku melihat segalanya 

Dengan jarak tak terbatas 

Menembus jendela melihat dunia 

Di retina mataku tersimpan 

Seribu cakrawala 


Lalu berkatalah kaki kepada mata 


Betul engkau melihat dunia 

Tetapi tanpa aku, bisa apa ?

Akulah yang bekerja untukmu 

Menggerakkan otot meneteskan keringat 

Sedangkan kau ? 

Cuma duduk dan melihat 


Lalu merahlah wajah mata 

Ia melotot marah kepada kaki 


Hai kaki 

Tidakkah kau bisa lihat 

Letakku diatas

Tempatku lebih tinggi darimu

Aku berteman dengan pikiran 

Mulutku terjaga wajahku tertata 


Tak kalah marah 

Sang kaki berteriak sambil menyepak 

Justru karena kamu diatas 

Tempatmu adalah ego 

Dan kesombongan 

...


Sementara di tempat tak terlihat 

Tuhan bekerja, mencatat 

Tanpa berdebat 

Semarang , 15 Desember 2020 


Evita Erasari , Aktif di teater dan kesenian tradisional kethoprak. Menulis puisi sejak 1998. Beberapa puisinya pernah dimuat di media massa Semarang  Selain puisi jg menulis artikel sosial budaya, dan psikologi. Antologi yang pernah diikuti : Tambak Gugat , 13 Perempuan Menanak Sajak,  Progo 6, Sampah, Corona , Perempuan Bahari, Gambang Semarang.