Amal Bin Mustofa
Pintu Besi
Coba kuketuk pintu besi rumahmu
Hening sunyi... semua sepi
Orang - orang lalu lalang menatap lurus
tanpa suara
Tak kenal wajah - wajahnya
ingatkah waktu kita di bawah purnama
Mendayung sampan berdua
Janji selalu jalan bersama dengan
rasa mengelora selalu membara
Terbang ke langit ketujuh... bersama menikmati puncak cinta yang luar biasa
Kita adalah sepasang burung pengelana
Terbang melesat ke udara
jiwa-jiwa kita di manapun berada
Tak hanya dicakrawala.. melompat di bintang-bintang menapaki tangga tujuh lapisan langit-Nya
Hari itu ketika pintu -pintu rumah manusia selalu tertutup terkunci membisu
Pintu satu rumah terbuka menjamu membuka seluruh pintu
Semua terlihat... semua bersuara terdengar dari segala penjuru arah
Tiga kali pintu diketuk keras agar jelas
Sunyi dari empat arah tampak terasa
Langit mulai menangis meneteskan air mata
Caci maki manusia melintas lewati memori mulai terasa
Pintu besi masih tergembok terkunci
Gelora jiwa masih hangat tetap suci
Siluet hitam asyik masyuk Menari erotis mereguk manis madu kasih hingga melenguh di ujung ritmik
Sesosok diri dipintu besi Memandang menanti sepi Dalam hati yang tak pernah mati.
Bogor, 21 Agustus 2020
Amal Bin Mustofa
Kunci Hati
Kuncilah rasa yang pernah ada diantara kita
Seperti terkuncinya mulutmu
ketika kau terkejut
Tak menerima segala hal yang terjadi
Kuncilah pintu hatimu
Cukup rasa itu
Untuk satu orang yang setia
Diantara orang yang ingin setia tapi tak pernah jadi nyata
Kuncilah
Kutitipkan anak kunci padamu
Kita buka bersama ketika kita lelah menempuh jarak yang jauh
Cukup hanya kita berdua dalam ruang penuh asa bahagia.
Bogor 30 Desember 2020
Amal Mustofa, penyair tinggal di Bogor. Namanya tercatat di Lumbung Puisi sastrawan Indonesia.