Ignas N. Hayon
Matinya Mata yang Tidur
Kepadamu aku ingin mengatakan bahwa, tidur adalah kematian yang paling sederhana dan gratis
Tak ada air mata, ratap, apalagi keluh.
Di setiap malam maut telah memelukmu dari gelapnya kegaduhan hidup.
Begitu tenang dengan renggut yang paling ganas
Begitu lamban dengan pasti yang tepat
Setiap helaan nafas yang mendaur jiwamu aturlah ruang tidurmu menjadi lebih istimewah Barang kali kasur, bantal dan ranjangmu tak lagi sama saat mimpi yang kau takutkan akan tiba sebelum kata siap terucap pada nisan bibir doamu
Atau dilain rindu bagun atau tidurmu tak lagi biasanya
Di waktu yang panjang dan rumit ziarah adalah amal yang tak lekas direnggut si jahat.
Meski debu kau harus kembali tanpa paling
percayalah bahwa yang abadi adalah Tuhan yang tiba dengan kebetulan tapi pulang dengan kepastian
Tambolaka, 17 Oktober 2020
Ignas N. Hayon di Gembok :
Hilangnya Pengagum Laut
Di laut yang berderu
Ada rindu menuju labuh
Ada musim yang tak kunjung tiba
Meski doa kian menumpuk di ujung bibir
Pada ujung mata angin timur
Kabarmu kutanya adakah Kau di sana
Dalam hembusan kering dan panas
Saat Sabdamu kulantunkan barang kali juga Kau di sana
Di awal mata angin barat
Ku pastikan dalam tanya dudukkah Kau di sana
Mengalir dalam basah dan dingin
Saat titahmu kutindaki berharap kau juga di sana
Pada bulan terang tanpa awan di layar ke tujuh buritan asal
Ku kibarkan bendera hitam pada doa
Ku tahu kekasihku telah bertuan di sana
Dalam iklas ku sampulkan pasrah
Biar duka tak kunjung lama bertamu
Meski hati belum sempat mengucap pamit
Tambolaka, 20 Oktober 2020
Ignas N. Hayon seorang penikmat sastra. Puisinya tersebar dibeberapa media cetak lokal dan media online. Penguna akun FB Ignas N. Hayon. Buku puisi tunggalnya berjudul ENIGMA. Ia sekarang berdomisili di Tambolaka-Sumba Barat Daya-NTT.