TEKS SULUH


Jumat, 22 Januari 2021

Puisi Arnita di Gembok 2021

 Arnita 

Jalan Menuju-Mu


Kutemui banyak hal perjalanan menujuMU

Di antara wajah wajah cemas penuh dengan ketakutan

Mata nanar memandang sayup menangisi tanah kering kerontang

Kusaksikan mata keadilan yang mulai tertutup

Semua nampak gelap hingga salah dan benar terasa sama

Pada jalan menujuMU tulang tulang berserakan dan berakhir menjadi abu

Darah sebagai penghilang haus kerakusan

Lalu hukum rimba mulai berlaku siapa kuat dia yang berkuasa

Peradaban begitu melesat memecah tali persaudaraan demi kekuasaan

Anak kecil kehilangan ibunya

Para petani yang tak lagi mencangkul karena sawah sawah telah tergadaikan

Pada perjalanan menujuMU, ada ribuan kepala yang isinya hanya seonggok daging kerdil

Dan bangkai bangkai yang masih hidup

Tragis!.

Tarumajaya 2020.


Arnita 


Kebebasan Para Penyair


Ketika senjata menembus ujung jantung

Maka kematian bukanlah berdarah-darah

Kata-kata menjadi simbol pengharapan

Terpekur dalam menikmati sepi

Meski berjuta orang bicara nyaring

Para penyair bebas melawan arah

Menjulang cakrawala dengan mantra mantra

Penyair paling pandai sembunyi dari kesakitan

Maka gelak tawa digelar di bawah ranumnya mata berkaca

Puisi adalah ruhnya

Yang akan kekal berabad abad

Zaman berganti, gelombang hidup terus menghantam

Tetapi mimpi seorang penyair tetap tangguh

Kesepian kerap menjadi urat yang melingkari tulang belulang

Mengaliri denyut nadi

Menyeruak pada ceruk ceruk rongga tenggorokan

Penyair masih mampu berjalan dengan sepotong hati

Karena kata adalah cara penyampaikan pesan kepada dunia

Namun hidup tidak selalu berkutat pada puisi

Ada yang harus kita tata kembali melalui ribuan doa yang terpanjat

Untuk menuju jalan pulang.

Tarumajaya2020.


Arnita lahir di bandung 15 juli 1982, perempuan yang mulai suka menulis sejak SMP dan fokus menerbitkan buku dari tahun 2009, sudah tergabung di beberapa antologi puisi selain menulis juga aktiv mengikuti kegiatan sastra dan masuk komunitas sastra di bandung.