Asro Al Murthawy
Sajak Untuk Sang Yatim yang Tak Pernah Bisa Kutulis
: Muhammad
Mungkin kaulah sajak yang tak pernah bisa kutulis
Sebersit wujud gaib terus meruang di dadaku
Sayup memanggil dari tahun nun
tapi tak dingin yang membuatku gigil
sehembus nafas meremangkan pori
sehangat kecup kekasih penuntas rindu
Mungkin kaulah puisi yang tak pernah bisa kubumbun
Sebentuk wajah samar menjelajah palung jiwa
Selintas kudengar uluk salam dari balik mim
Tapi tak takut yang membuatku gemetar
seserpih harum membelai bulu hidung
sehangat dekap kekasih perisai dingin.
Lihat, hari ini semesta membahanakan dzikir
dalam tiap sebentar kutuliskan bait sajakku
kau tak secuma sejarah
tapi risalah yang terus meruang mengangkasa
meruang di rerongga setiap sel darah merahku
Imaji -1438 H
Asro Al Murthawy
Batu Nisan Bapak
Kusenandungkan kidung
serupa lebah berdengung
tak ada bunga tabur
sepucuk doa membungkus tanah membujur
tak ada dupa
tapi harum bau rindu terus mengepul
di reranting pohon-pohon makam
maghrib melambai ingatan
gerimis menjerat kenang
pada nisan masih saja dapat aku baca
gurat kukuh wajah bapak
akrab erat memeluk takdir
sepanjang jejak tapak di tanah
yang kini mesra menimbun jasadmu.
Kuamang, Imaji-1441H
Asro al Murthawy. Lahir Temanggung, pada tanggal 6 November. Adalah Ketua Umum Dewan Kesenian Merangin dan Anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jambi. Karya-karyanya terhimpun dalam Syahadat Senggama (k.puisi, 2017) Equabilibrium Retak (2007), Lagu Bocah Kubu (puisi, tanpa tahun), Kunun Kuda Lumping (k.Cerpen, 2016) dan berbagai antologi bersama sastrawan Indonesia lainnya. Karyanya yang lain: Pangeran Sutan Galumat (2017), Pengedum Si Anak Rimba (2018), Mengenal Lima Sastrawan Jambi (2018), Katan dan Jubah Sang Raja Hutan (2019) Bujang Peniduk (2019) dan Ujung Tanjung Muara Masumai (2019) diterbitkan oleh Kantor Bahasa Jambi sebagai Pemenang Sayembara.. Hadir dalam Temu Sastra Indonesia I (2008), Pertemuan Penyair Nusantara VI (2012) Jambi, MUNSI II (2017) Jakarta, Pertemuan Penyair Asia Tenggara (2018) Padang Panjang,dan Borobudur Writter And Cultural Festival (BWCF) (2019)