TEKS SULUH


Minggu, 10 Januari 2021

Puisi Marlin Dinamikanto di Gembok 2021

 Marlin Dinamikanto


Pahit yang Pekat 


biarkan aku singgah

di bibir malam yang basah

saat letih memutih

kabut menyekat dekat

pahit yang pekat

jarak pandang ke masa lalu

tak pernah menjadi pedoman

hidup yang terus berjalan

tak pernah membiarkan

angan berkelana

ke ujung pikiran

bibir malam yang lembab

selalu datang

di altar pengorbanan

membawakan balada kemenangan

yang bukan milikku

biarkan aku tetirah

sejenak menikmati gairah

kopi pahit yang pekat

agar selalu ingat

aku hanya kutu yang tersesat

di kumpulan rayap

Bogor, 18 Agustus 2020

Marlin Dinamikanto 


Aja Mung Lamis 

“aku iki prasasat lara tan antuk jampi,” ujar mbak Waljinah. Menerawang hati yang keruh. Pikiran suwung. Hilang hasrat bertarung 

Tapi aku emoh bersikap ndremis kepada gerimis yang terlihat lamis 

Aku tahu kau manis weton Setu legi dan aku Minggu pahing. Jalan beriring. Tapi aku tak mau dipaksa bangun pagi. Menjalani hidup yang garing 

“mbok aja mung lamis,” pintaku - menirukan mbak Waljinah . Melihatmu tersenyum beku di kaca jendela pesawat . Seperti pramugari di musim pandemi. Tidak tulus dari hati 

“mbok aja mung lamis mis,” bentakku menirukan cengkok mbak Waljinah. Kepadamu yang selalu tersenyum. Padahal hati sedang mbecucu. Sama sekali tidak lucu 

Bogor, 12 Desember 2020


Marlin Dinamikanto, penyair dan seniman panggung. Menulis di banyak antologi Bersama nasional. Namanya tercatat di Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia,  tinggal di Jakarta.