TEKS SULUH


Jumat, 22 Januari 2021

Puisi Asih Minanti Rahayu di gembok 2021

 Asih Minanti Rahayu

Teh Manis di Malam Hari (1) 

Adakah yang kurang dari seruput teh manis?

Tak ada, 

Karena ketika ku meminumnya, 

Perutku telah kenyang dengan sepiring nasi dan sayur lauk khas malam hari,

Tahu Penyet, Tempe Penyet, Ayam goreng, dan Ikan goreng, 

di sepanjang tenda jalanan kampus.

Di sela makan, 

terkadang pengamen jalanan,

Mengusik dengan keriangan, 

Berharap berbagi kebahagiaan,

Kuberi koin tanda pengertian,

Adakah yang kurang dari seruput teh manis? 

Tak ada,

Apalagi,

Teringat senyuman beliaku, 

dan mudamu,

di suatu waktu,

Penanda bahagia, 

Malu-malu rindu yang tak terungkap di balik kenangan manis, 

diamku,

Bersama teh itu...

Aku cukup mereguknya,

Mereguk perasaan terdalamku,

Dengan kehangatan cinta serupa,

kehangatan air teh,

yang kuseduh sepanjang makan malam... 

Kenangan Jogja,

Cilacap, 13 November 2020

Asih Minanti Rahayu


Teh Manis di Malam Hari (2)

Teh manis penghilang dahaga,

Pengusir sepi, 

Pembuah konsentrasi,

Ketika pikir jenuh menghampiri...

Kuhadapi meja belajarku,

Berserakan berpuluh buku,

Aku tak punya imaji apa pun, 

Kecuali lembut getarmu,

Di kala ku termenung,

Dan kuhadapi gelas-gelas yang tercenung,

Di atas lambaran meja, 

Penuh santun...

Teh manis penghilang dahaga,

Kubiarkan setiap tetes manisnya, 

Membasahi kerongkonganku,

Kusadari semangat belajarku saat itu,

Mengabaikan transfer asmaramu, 

Pilu-pilu rindumu,

Kututup dalam sopan etika muda,

Lalu, aku tulis puisi cinta,

Rahasia ...

Teh manis penghilang dahaga, 

Aku lega menutup bukuku,

Kupejam mata merebah badanku,

Meninggalkan gelas yang telah kosong,

Menanti esok malam,

Menegukmu lagi dan lagi,

Hingga tengah malam hari. 

Kenangan Jogja,

14 November 2020

Asih Minanti Rahayu adalah seorang pecinta seni, sastra dan agama alumni Sastra Inggris UGM. Aktif membuat antologi puisi. Antologi terbaru diantaranya “Bulan, Senja dan Angin” bersama guru penulis se-Indonesia dalam Komunitas Puisi Jingga, antologi “Corona Gone with the Poetry” bersama penulis 9 negara, dan “Corona:Penyair Mencatat Peristiwa Negeri” bersama Lumbung Puisi. Puisinya setiap bulan tampil di web-web komunitas, seperti Pundi, Genial dan Suara Muhammadiyah. Selain puisi aktif membuat skenario film dan bermain peran dalam film-film lokal. Akting terbarunya bersama anak Difabel. Karya film perdananya berjudul “Aku Ingin Sekolah” tampil di teve-teve lokal.”.