TEKS SULUH


Jumat, 22 Januari 2021

Puisi Aku Polma Chaniago di Gembok

 Aku Polma Chaniago


Putting Beliung


Pada hari duapululuh dua delapan duapuluh duapuluh

Terputar putar sepanjang cakrawala

Melumat menghantam segala nyata

Menghardik jiwa yang terlena

Bahwa ada takdir Allah di perjalanan ini

Puting beliung menghantam kotaku

Tanjung buntung merintih lirih

Derak atap dan tanah menyatu

Melambung melambung mengitari angkasa

Debu dan sampah memenuhi mayapada

Sementara penguasa terjebak keserakahan diri

Kerakusan berkedok pandemi merasuk hingga ke sumsum raga

Mengabaikan gigil dari rakyat menghiba

Menikmati tetes dari gerimis menitis

Termangu memandang tikus tikus got

Yang buas menggerogoti luka

Ampunkan ya Rabb

Berbagai bencana telah kami rasakan

Dengan tabah menerima takdirmu

Janganlah timpakan kepedihan lagi

Jauhi kami dari berbagai musibah

Lindungi bangsa dan negeri kami

Dengan jiwa dan raga memohon ridhomu

Ya Allah

Ampuni kami




Aku Polma Chaniago


Harap Menepis Temaram


Dalam kesendirian serasa berjuta pilu merangsek

Menimang jiwa yang rapuh berontak

Meski duka tak sepadan dengan airmata

Kedinginan mencipta gigil yang batu

Aku bagai sungai tak bermuara

Mengelana menghampiri bayang yang kelabu

Mencipta ilusi dalam kegelapan

Menjauhkan asa dari realita

Aku bagai pelita tiada sumbu

Mengendarai duka mencari dupa

Menghangati  luka dalam kembara

Setitik cahaya dari kejauhan memercik harap menepis temaram

Menyatukan asa yang melebur di rentak masa yang terus berputar

Kembara yang lalu cukup menjadi kenangan

Merajai hati menangisi mimpi

Walau geriap kerakusan menjadi santapan sehari hari

Kuyakini Indonesiaku akan melewati semua ini

Menjadi bangsa yang tegak bermartabat

Mengibarkan merah putih di serata negeriku

Indonesiaku bangkit dan berjaya selalu








Aku Polma Chaniago lahir di Tarutung pada 06-08-1968 yang saat ini meniti hidup di Batam Kepulauan Riau. Menyukai literasi sejak sekolah walau hanya menjadi pengagum pribadi atas karya sendiri.Aktif di berbagai komunitas puisi maupun cerpen.Memiliki antologi wangian kembang dan Sapardi Joko Damono juga antologi cerpen Love Last Mission.

Bergabung dengan berbagai forum literasi sejak 2018 dalam wadah RBB dan ZK Nusantara