Muhammad Abdul latif
Langkah Kebermanfaatan
Gembok pribadi naifmu
Jangan kau umbar sisi-sisi kedzaliman diri
Nafsu mutmainnahkan jiwamu
Jangan berlebihan dalam mengambil langkah dan tindakan
Permudah segala urusan
Jangan buat gusar
Kita sedang mencari arah jangkauan
Tanda jalan penuh tanda Tanya
Berhenti masih penuh keragu-raguan
Lari seperti dikejar ambisi yang tak kunjung henti
Tak bermanfaatkah diri untuk saling berbagi kebajikan pada sesama tidaklah merugi
Atau masih saja kita yang munduk-munduk minta dibagi sesuatu dari orang yang lebih suka memberi
Gak pernahkah kita berinisiatif untuk berani berpikir produktif
Sembari berbuat sedikit kebajikan
Untuk sisihkan amal serta kepingan sangu menuju ke perjalanan berikutnya
Apakah minda semakin mengalir memikirkan sesuatu yang lebih berguna
Pencerahan kini –membawa using waktu lumatkan kita pada pembelajaran yang maikin mencambuk nurani bisu
Pada kesadaran hening mari lebih renungi pada sesuatu yang bisa membawa manfaat untuk bisa dinikmati oleh sesama
Sebagai sebuah kebermanfaatan yang berkesinambungan
Ringinarum, 13 Nopember 2020
Feeling Usang 3
Diketik betik duka lara
bersedih hati karena cinta
terpaku diam menggantung rasa
tak terkata sudah nestapa jiwa
mengiba lara rindu tersia
sampaikan asa yang sia-sia
kedalaman lyra jiwa menggelora
musnah harapan tinggallah duka
hati kekasih telah berpaling
kepada kekasih yang dia pilih
sudahlah diri jangan feeling
meski membuncah hati terasa perih
jangan merana karena duka cinta
doakan saja moga dia bahagia
bersama kekasih yang dia puja
sebagai balasan segala dharma
yang ia capai jangan dinoda
doakan saja tabahkan jiwa
Kendal, 7 Juni 2020
Muh Abdul Latif, lahir di Kendal, Jawa Tengah 29 Mei 1975 menghabiskan masa kecilnya di daerah Gringsing, dan masa remajanya di Pesantren Mamba’ul Maarif Denanyar, melanjutkan pendidikan di Unissula, lalu di STIK (Sekolah Tinggi Islam Kendal), kini jadi guru SMP NU 10 Ringinarum dan tinggal di Desa Ringinarum Kendal Jawa Tengah, karya-karyanya antara lain, Kamus Cinta Insan Biasa (2013), Aura Wahyu (2013), Medium (2013), Hening Merenung (2020), Energi Kosa Kata (2020), Mencari Arah Berikutnya (2020) tapi dari puisi-puisi tersebut baru karya belaka belum ada yang masuk ke penerbitanahir di Kendal, Jawa Tengah 29 Mei 1975 menghabiskan masa kecilnya di daerah Gringsing, dan masa remajanya di Pesantren Mamba’ul Maarif Denanyar, melanjutkan pendidikan di Unissula, lalu di STIK (Sekolah Tinggi Islam Kendal), kini jadi guru SMP NU 10 Ringinarum dan tinggal di Desa Ringinarum Kendal Jawa Tengah, karya-karyanya antara lain, Kamus Cinta Insan Biasa (2013), Aura Wahyu (2013), Medium (2013), Hening Merenung (2020), Energi Kosa Kata (2020), Mencari Arah Berikutnya (2020) tapi dari puisi-puisi tersebut baru karya belaka belum ada yang masuk ke penerbitan