TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2021

Puisi Dyah Nkusuma di gembok 2021

 Dyah Nkusuma


Ini Tanah Merdeka


Jiwa-jiwa terlalu merdeka

Bablas ngomong apa saja

Tak berbatas norma, kendali rasa

Giliran pertanggungjawaban

Melongo tak bersuara

Diam atau gagap terbata-bata


Ini tanah merdeka

Lanting-lanting kumuh di bantaran sungai

Memandang pasrah tongkang melaju

Membawa puya dan pasir swarsa

Melenggang ke negeri seberang sana

Tertinggal liang-liang, tanah berongga


Ini  tanah merdeka

Meramban rotan liar tak lagi bisa

Tersulap sawit-sawit merajalelela

Jadi abdi saja bagi investor negeri seberang sana

Empunya tanah buruh petik buah saja

Atau tenaga lepas penyiang gulma


Ini tanah merdeka

Duhai putra-putri pertiwinya

Ke negeri seberang sana jadi hamba sahaya

Gagah pemudanya jadi kelasi, dijual si tamak pikirkan kaya sendiri

Peras keringat, di kapal-kapal asing pengeruk

ikan kita sendiri

Di pijakan berdirinya, menghamba kepada pendatang yang meraja


Ini tanah merdeka

Bisa- bisanya  cuma bisa memandang saja

Salah apa bunda mengandung, salah kah pula nasib di badan?

Atau sebenarnyalah di ranah  merdeka ini,  jiwa-jiwa  terkungkung rapi?

Betapa ironi, Manalah macan Asia?

Manalah kisah sriwijaya, manalah risalah Gajahmada


Ini ranah merdeka

Manalah Indonesia raya

Manalah Indonesia jaya

Manalah tanah merdeka

Sampit, 16082020

* Lanting adalah, rumah terapung di tepian sungai, tanpa pasak, hanya ditambat pakai tali di tiang pancang.














Dyah Nkusuma


Berkata ranting Kering

Usai sudah

Daun daun telah luruh runtuh

Bunga bunga berlalu lumayan lama

Buah ranum rasa manis sisakan senyum


Telah tercapai tujuan penciptaan

Pasrah di akhir kisah

Terpetik bocah buat bilah bermain?

Bila lengah tinggalkan luka dan tangis

Atau gelak tawa ramainya canda


Terpungut pemuda lugu repek klehik kayu?

Bahan bakar tungku mak bermasak

Menyisa abu pembersih tiada busa

Atau jatuh tergeletak percuma?

Tak apa, membusuklah aku menjelma hara

Sampit, 14082020

*repek: mencari kayu bakar

  klethik: ranting kayu kering


Dyan Nkusuma, terlahir di Wonosobo, 17 Mei 1975, dengan nama Dyah Nur Kusumawati.

Menulis dan baca puisi adalah kegemaran semenjak kanak-kanak.

Menulis di laman gawai semenjak Oktober 2019.

Tiga antologi bersama: Love in Sping,

Kreasi 23442 dan Kata Kita.

Satu Antologi tunggal Sesungai Haiku,

Bunga Mentaya dan lima antologi bersama dalam proses.