TEKS SULUH


Senin, 11 Januari 2021

Puisi Khalid Alrasyid di gembok 2021

 Khalid Alrasyid


Bersengketa Kata

Aku terlantar

Di antara penyair-penyair tenar

Sedang kata yang kupintal jauh dari bayang

Kupenggal hari

Dan kubagi-bagi

Dari ujung we hingga merauke

Agar tak ada mata elang mencabik pikiran

Dan tak ada raja hutan menerkam anak ayam

yang belajar berjalan

Lalu kuhidupkan obor, lampion, dan lentera

Menjelajah belantara

Bersedekuku dengan embun

Mencari penawar luka

Harap tak mati sajak begitu saja

TDKA, Mojokerto 201020


Khalid Alrasyid


Menyuling Rasa

Kutumbuhkan matahari di kepalaku

Menjadi cahaya kutu-kutu

Menerangi segenap penjuru

Kudayung perahu dalam gelombang rambutku

Harap tak ada badai mengganggu

Hingga kusuling rasa

Menegak dalam segenap jiwa

Menari pada jemari

Hingga hilang segala maki

TDKA, Surabaya 191020



Khalid Ibrahim Alrasyid, Lahir di Pamekasan, saat ini tinggal di Desa Mojorejo, Kemlagi-Mojokerto.Karya solo, Segugus sajak : Suara-Suara Gagak. Antologi putiba Obituari Untuk Sapardi : Takziah Bulan Tujuh. Rangkaian sajak pilihan : Meneroka Jiwa-jiwa Puisi. Antologi Putiba : Wajah Semusim. Kumpulan puisi : Delapan Penjuru Mata Angin. Dan beberapa Antologi yang lain. Saat ini aktif di Komunitas Teras Putiba Indonesia dan Komunitas Desa Tatika Indonesia