Khalid Alrasyid
Bersengketa Kata
Aku terlantar
Di antara penyair-penyair tenar
Sedang kata yang kupintal jauh dari bayang
Kupenggal hari
Dan kubagi-bagi
Dari ujung we hingga merauke
Agar tak ada mata elang mencabik pikiran
Dan tak ada raja hutan menerkam anak ayam
yang belajar berjalan
Lalu kuhidupkan obor, lampion, dan lentera
Menjelajah belantara
Bersedekuku dengan embun
Mencari penawar luka
Harap tak mati sajak begitu saja
TDKA, Mojokerto 201020
Khalid Alrasyid
Menyuling Rasa
Kutumbuhkan matahari di kepalaku
Menjadi cahaya kutu-kutu
Menerangi segenap penjuru
Kudayung perahu dalam gelombang rambutku
Harap tak ada badai mengganggu
Hingga kusuling rasa
Menegak dalam segenap jiwa
Menari pada jemari
Hingga hilang segala maki
TDKA, Surabaya 191020
Khalid Ibrahim Alrasyid, Lahir di Pamekasan, saat ini tinggal di Desa Mojorejo, Kemlagi-Mojokerto.Karya solo, Segugus sajak : Suara-Suara Gagak. Antologi putiba Obituari Untuk Sapardi : Takziah Bulan Tujuh. Rangkaian sajak pilihan : Meneroka Jiwa-jiwa Puisi. Antologi Putiba : Wajah Semusim. Kumpulan puisi : Delapan Penjuru Mata Angin. Dan beberapa Antologi yang lain. Saat ini aktif di Komunitas Teras Putiba Indonesia dan Komunitas Desa Tatika Indonesia