TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2021

Puisi Hendra Sukmawan di gembok 2021

 Hendra Sukmawan


Mimpi yang Terkunci 


dan bila hari esok berhenti, akankah mimpi juga

ikut terkunci?

sekeping hidup

nyanyi sunyi

lalu di depan pintu kau tertegun

menatap kehampaan

 

ya, benih yang kau tabur di lahan kosong itu

adalah jiwa dari mimpi

: mengakar hingga celah bumi paling dalam

 

kepada matahari, air, dan angin

kau bertaruh nasib

meski waktu adalah putaran misteri yang tak kenal musim

 

sajak ini, masih kubaca

sebab denyut nadimu tertingal di sana

sagigireun bilatungan, bakal panggih jeung balitungan

setelah hari esok, kita pasti berjumpa

Garut, 2 September 2020

 








Hendra Sukmawan


Asa

dan teruslah berjalan

juga ketika malam menampakan kelam

hidup begitu aneh

apalagi semak kian kering di tengah musim

jangan, jangan menangis

apalagi mengemis!

kepada senja, masih kita bersandar

jika esok tak berubah

bagaimana hari ini berbuah?

dan di halaman rumah ini

yang sempat ditanami Bakung dan Cempaka

yang masih diyakini sebagai isyarat dan lambang

yang sempat mengobarkan dendam

yang masih diyakini sebagai bahan mentah perjuangan

 dan apalagi yang harus disesali

jika waktu masih tetap berjalan?

Garut, 3 September 2020


Hendra Sukmawan. Lahir di Garut, Jawa Barat. Sempat kuliah di Institue of Arabic and Islamic studies Al-Imarat Bandung. Lulus di STAI Sabili Bandung Tahun 2012. Pendiri dan Pembina KTT (Komunitas Teater Tandatanya) juga Inisiator bedirinya Rumah Budaya Sunda Galuh Pakuan. Aktif mengajar di SMP IT dan SMA IT Mekarsewu Garut. Antologi puisinya: Lantunan Puisi Sebaris Doa; BKMPRMI_TV Kota Binjai, Misteri Rasa Dari Isyarat Semesta; KPO 20, Tadarus Puisi IV; Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, Sampah; Puisi Penyair Indonesia