Aisyah Rauf
Hati Dalam Pelukan Pena
Puisi adalah hati
Bersuara namun tak tampak
Menyelinap di selasela urat nadi berjejak
Jadi luapan rasa torehan pena tinta emas
Berawal ketika jiwa pecinta di gerai ruang persegi empat
Mencari jati diri meraih mimpi penuh hasrat
Kuajak hati bermain bersama benda kecil pengukir beribu diksi dalam bulatan puisi
Yah
Walau seribu cerca menghunjam
Tak hirau,
kubiarkan pena tetap menari, menyatu dengan tuturan sukma
Kelak,
kicauan sumbang akan dibungkam
Tersulap bak kidung merdu bersama bianglala berucap kagum
Bulukumba, 22 Agustus 2020
Aisyah Rauf
Sampah dan Tangis
Ke mana senyum alam yang indah dulu
Yang selalu hadir menyapa pagiku.
Di saat sang surya mulai menampakkan wajah tersipu di balik kokohnya bukit hijau.
Hingga sinarnya memecah pagi dan pamit dari kelam malam
Kini, alam mulai muram,
ikan tak lagi lincah berenang bersama biota laut
Burung pun kehilangan tempat bertengger
Hanya kicauan sumbang berdesah lirih
Wajahnya telah tercoreng nafsu kebiadaban tangantangan jahil yang diperbudak keserakahan
Di mana nurani yang dulu terasah, bukankah hasrat menatap bunga merekah pada jalan yang terarah jadi idaman?
Tak pernahkah
Terketuk nurani untuk tak tega mengotori alam ini dengan sampah plastik
Tak segankah menebar bau busuk menusuk tajam seenak jidat?
Yakinlah
Keserakahan akan menghadirkan bom waktu setiap saat akan jadi bencana bagi anak cucu
Jangan biarkan keluguannya menyimpan luka dengan rapi
Jangan biarkan bulir air mata menggenang beranak sungai
Perlakukanlah alam dengan bijak
Sebijak bumi ini kau pijak
Bulukumba, 21 September 2020
Aisyah Rauf, S.Pd, adalah penyair yang tingal di Bulukumba .Namanya tercatat diLumbung Puisi Sastrawan Indonesia.