TEKS SULUH


Sabtu, 23 Januari 2021

Puisi Aisyah Rauf di gembok 2021

 Aisyah Rauf


Hati Dalam Pelukan Pena

Puisi adalah hati

Bersuara namun tak tampak

Menyelinap di selasela urat nadi berjejak

Jadi luapan rasa torehan pena tinta emas


Berawal ketika jiwa pecinta di gerai ruang persegi empat

Mencari jati diri meraih mimpi penuh hasrat

Kuajak hati bermain bersama benda kecil pengukir beribu diksi dalam bulatan puisi


Yah

Walau seribu cerca menghunjam

Tak hirau,

kubiarkan pena tetap menari, menyatu dengan tuturan sukma

Kelak,

kicauan sumbang akan dibungkam

Tersulap bak kidung merdu bersama bianglala berucap kagum

Bulukumba, 22 Agustus 2020


Aisyah Rauf

Sampah dan Tangis

Ke mana senyum alam yang indah dulu

Yang selalu hadir menyapa pagiku. 

Di saat sang surya mulai menampakkan wajah tersipu di balik kokohnya bukit hijau.

Hingga sinarnya memecah pagi dan pamit dari kelam malam


Kini, alam mulai muram,

ikan tak lagi lincah berenang bersama biota laut

Burung pun kehilangan tempat bertengger

Hanya kicauan sumbang berdesah lirih

Wajahnya telah tercoreng nafsu kebiadaban tangantangan jahil yang diperbudak keserakahan


Di mana nurani yang dulu terasah, bukankah hasrat menatap bunga merekah pada jalan yang terarah jadi idaman?


Tak pernahkah

Terketuk nurani untuk tak tega mengotori alam ini dengan sampah plastik

Tak segankah menebar bau busuk menusuk tajam seenak jidat?


Yakinlah

Keserakahan akan menghadirkan bom waktu setiap saat akan jadi bencana bagi anak cucu


Jangan biarkan keluguannya menyimpan luka dengan rapi

Jangan biarkan bulir air mata menggenang beranak sungai


Perlakukanlah alam dengan bijak

Sebijak bumi ini kau pijak

Bulukumba, 21 September 2020


Aisyah Rauf, S.Pd, adalah penyair yang tingal di Bulukumba .Namanya tercatat diLumbung Puisi Sastrawan Indonesia.