Barlean Aji
Pengakuan Sang
padamu negeri kami berjanji ..........
padamu negeri kami berbakti ..........
padamu negeri kami berjanji ..........
bagimu negeri jiwa raga kami ..........
itu lagu yang harus selalu kita wujudkan
selamanya kepenguasaan ada
bila datang waktu lindap di atas dunia
pada semakin kerasnya abjad kehidupan kita
pergulatan demi pergulatan hingga lolonganpun tercipta
pada waktu yang lama, tebal tetesan darah kering mengotori baju kita
selalu kita punya satu kewajiban untuk melayaninya
persoalan serakah, memang itulah nasib kita
otak selalu penuh nafsu dan liar mata kita
siap antar kita merengkuh surga dunia
hingga terucap selamat tinggal duka lara
cinta yang sempurna adalah cinta pada dunia
bergembiralah, bergembiralan membuang segala nestapa
bergembiralah, bersama menjadikan bumi hamparan hidup penuh tawa
kita sekarang ada di tengah samudera
bersiap menyelam ke lubuknya yang dalam
untuk memperoleh butir-butir mutiara sempurna
sebongkah asa, mewujud bahagia menghapus masa sisa kelam
tak terlewatkan sepi, banyak menangis karena dahaga
tak mengerti darah, menangislah karena harta
pertebal rasa percaya nan penuh rasa cita
tiada nista duka nestapa, sunyi prahara
tak memiliki harta banyaklah bicara mencari karma
Jember, 1 Desember 2020
Barlean Aji
Jancok,... bukan aksi biasa
dengan bermandikan sinar mentari pagi : terjadilah aksi ini
jancok!!!
sungguh, ini bukan aksi politik atau aksi unjuk rasa atau bahkan aksi budaya,
dan juga bukan aksi sosial yang menyentuh sisi hiba hati manusia
sungguh tak beradab!
kalian hajar mereka seolah bukan manusia
kalian biarkan segunung keangkuhan, selaksa kebusukan, dan segala kebengisan
tersurat pada wajah kalian, seolah itu lahir dari kedalaman batin
bersama-sama kalian hadirkan keperihan
bersama-sama kalian hadirkan kebiadaban
bersama-sama kalian hadirkan ketakutan
bersama-sama kalian hadirkan kengerian
dengan bermandikan sinar mentari pagi : terjadilah aksi ini.......
jancok!!!
wahai kalian para penghamba
sungguh, ini bukan aksi politik atau aksi unjuk rasa atau bahkan aksi budaya,
dan juga bukan aksi sosial yang menyentuh sisi hiba hati manusia
pandanglah segelintir saudara kami yang penuh intimidasi
remuk redam segenap hati terhantam obsesi pemuasan hati
terjajah seluruh raga pada kebengisan tingkah laku penuh ambisi rohani.......
jancok!!!
haruskah aku tak percaya bila melihat fakta?
haruskah aku tak percaya bila keadilan itu ada?
haruskah aku tak percaya bila kebenaran itu nyata?
haruskah aku tak percaya bila kebebasan itu milik kita?
haruskah aku tak percaya bila kebaikan itu harkat setiap jiwa?
wahai sang durjana
telah kau cipta duka lara
telah kau dedah luka jiwa di dada
telah kau aniaya tubuh rebah serata tanah
jancok....!!!
sungguh, ini bukan aksi politik atau aksi unjuk rasa atau bahkan aksi budaya,
dan juga bukan aksi sosial yang menyentuh sisi hiba hati manusia
suatu saat, hukum adat siap menjerat.
2 Desember 2020
Barlean Aji Pria gondrong yang juga PNS di FISIP Universitas Jember ini adalah inisiator lahirnya beberapa komunitas seni/sastra hingga dewan kesenian di kab. Jember. Saat ini aktif bersama Forum Sastra Jember, yang rutin tiap bulan menggelar acara seni budaya bertajuk Srawung Sastra. Sejak 1991 hingga 2006 aktif menyutradari pertunjukan teater baik yang dipentaskan di Jember maupun pentas keliling beberapa kota. Karya-karya puisinya sejak 1994 hingga sekarang tergabung dalam beberapa antologi puisi di Indonesia. Kerap kali pula menjadi juri dalam lomba-lomba baca puisi di wilayah Tapal Kuda.Bersama Laskar Puisi Menolak Puisi (PMK) aktif di Road Show PMK keliling Indonesia. Penyair ini tinggal di pinggiran kota, tepatnya di Krajan Kranjingan Sumbersari Jember.