Ayu Siti
Amai (1)
ini kisah tentang Amai dari belantara
yang terenggut damainya
ada luka_ada perih_ada ketakutan_ada kesumat dendam membiru
membelenggu menyiksa memasung
bertahun dalam bilangan hari tak terhitung
lelah mengingat_sakit mengenang
menjebak dalam kubangan trauma
mengoreng_ bernanah_ dan sulit disembuhkan
ayunan ranting pepohonan saat berkasih-kasihan
bersama sang induk bergelayut manja juga adik
betapa aroma dedaunan pohon liar dan hutan sungguh wangi menggelitik
heemm hidup adalah milik mereka yang sehati
hingga tiba predator dalam wujud manusia
mengejar_memburu terus memburu dengan beringas
ganas buas_seringih menjijikan
menghunus kapak dan parang
berkilat di timpa cahaya matahari
pohon terakhir tempat berlindung di tebang
roboh! debam menggema melolongkan kengerian
tersudut di tempat terbuka
tak ada pilihan
tanpa perlindungan_ tanpa tempat bergelayut_tanpa tempat bergantungan
lari dari satu dahan ke dahan yang lain
lari! dari satu pohon ke pohon yang lain
namun nafsu bringas kebuasan keganasan kekejaman
mengenyahkan belas perikebinatangan
pada makhluk yang ingin di kata mulia
golok_parang berkilat tertimpa cahaya matahari
menebas_menggorok leher sang induk
tepat di bola mata Amai dan adiknya
bunda rebah bersimbah darah
lolong ketakutan kengerian tak lagi mengibakan
tangan kasar-rakus-dan kejam merenggut paksa Amai dan adiknya
pisahkan ibu dan cintanya
dalam aniaya perih dan nyata
Pelaihari, 26 Desember 2020
Ayu Siti. Nama sebenarnya Siti Rahayu. Lahir di kota kecil Pelaihari, tepatnya di Desa Panggung. Seorang guru di sebuah sekolah menengah pertama,. Beberapa hal kecil tak berarti yang pernah diraihnya antara lain: tahun 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2020, memenangkan beberapa even di tingkat Kabupaten Tanah Laut. Hal itu membuatnya lebih jatuh cinta pada puisi dan dunia literasi. Beberapa karya telah diterbitkan pada beberapa antologi bersama, diantaranya antologi puisi Musafir Ilmu, ASKS Tanah Bumbu 2019, Rainy Day Banjarbaru 2019, Puisi Sayur Mayur Kindai 2019. Antologi Puisi Kuliner Indonesia oleh Lembaga Kindai Seni Kreatif 2020. Antologi Corona Mengepung Listrik Melambung inisiasi Kindai Seni Kreatif 2020. Antologi Ruang Stereo Manusia 2020, antologi ASKS Riuh Imaji Di Tengah Pandemi 2020. Dandapati Tor, Memori Kopi Gayo Tanah Laut, Perempuan Berkerudung Rembulan, merupakan puisinya yang telah diteaterkan oleh beberapa komunitas. Puisi-puisinya berjudul Rumah Penanda Kita,Getar Rindu Kepada H.Boejasin, Pesona Senja, telah dibacakan pada sidang paripurna DPRD Tanah Laut 2019 lalu.