TEKS SULUH


Jumat, 22 Januari 2021

Puisi Ayu Siti di gembok 2021

 Ayu Siti

Amai (1)

ini kisah tentang Amai dari belantara

yang terenggut damainya

ada luka_ada perih_ada ketakutan_ada kesumat dendam membiru

membelenggu menyiksa memasung

bertahun dalam bilangan hari tak terhitung

lelah mengingat_sakit mengenang

menjebak dalam kubangan trauma

mengoreng_ bernanah_ dan sulit disembuhkan

ayunan ranting pepohonan saat berkasih-kasihan

bersama sang induk bergelayut manja juga adik

betapa aroma dedaunan pohon liar dan hutan sungguh wangi menggelitik

heemm hidup adalah milik mereka yang sehati

hingga tiba predator dalam wujud manusia

mengejar_memburu terus memburu dengan beringas

ganas buas_seringih menjijikan

menghunus kapak dan parang

berkilat di timpa cahaya matahari

pohon terakhir tempat berlindung di tebang

roboh! debam menggema melolongkan kengerian

tersudut di tempat terbuka

tak ada pilihan

tanpa perlindungan_ tanpa tempat bergelayut_tanpa tempat bergantungan

lari dari satu dahan ke dahan yang lain

lari! dari satu pohon ke pohon yang lain

namun nafsu bringas kebuasan keganasan kekejaman

mengenyahkan belas perikebinatangan

pada makhluk yang ingin di kata mulia

golok_parang berkilat tertimpa cahaya matahari

menebas_menggorok leher sang induk

tepat di bola mata Amai dan adiknya

bunda rebah bersimbah darah

lolong ketakutan kengerian tak lagi mengibakan

tangan kasar-rakus-dan kejam merenggut paksa Amai dan adiknya

pisahkan ibu dan cintanya

dalam aniaya perih dan nyata

Pelaihari, 26 Desember 2020


Ayu Siti. Nama sebenarnya Siti Rahayu. Lahir di kota kecil Pelaihari, tepatnya di Desa Panggung. Seorang guru di sebuah sekolah menengah pertama,. Beberapa hal kecil tak berarti yang pernah diraihnya antara lain: tahun 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2020, memenangkan beberapa even di tingkat Kabupaten Tanah Laut. Hal itu membuatnya lebih jatuh cinta pada puisi dan dunia literasi. Beberapa karya telah diterbitkan pada beberapa antologi bersama, diantaranya antologi puisi Musafir Ilmu, ASKS Tanah Bumbu 2019, Rainy Day Banjarbaru 2019, Puisi Sayur Mayur Kindai 2019. Antologi Puisi Kuliner Indonesia oleh Lembaga Kindai Seni Kreatif 2020. Antologi Corona Mengepung Listrik Melambung inisiasi Kindai Seni Kreatif 2020. Antologi Ruang Stereo Manusia 2020, antologi ASKS Riuh Imaji Di Tengah Pandemi 2020. Dandapati Tor, Memori Kopi Gayo Tanah Laut, Perempuan Berkerudung Rembulan, merupakan puisinya yang telah diteaterkan oleh beberapa komunitas. Puisi-puisinya berjudul Rumah Penanda Kita,Getar Rindu Kepada H.Boejasin, Pesona Senja, telah dibacakan pada sidang paripurna DPRD Tanah Laut 2019 lalu.