TEKS SULUH


Kamis, 14 Januari 2021

Puisi Dwi Wahyu Candra Dewi di gembok 2021

 Dwi Wahyu Candra Dewi


Menelisik Diri


Ruang dan waktu berteman diri tak ada peduli

Kesendirian kian mengasyikkan kala jauh dari kemunafikan

Makna diri sejatinya adalah teman sebaik-baiknya teman

Egois hanya sebuah pernyataan tanpa dasar

Tak kasih pun tak sayang hanya tampak pada ujung mata

Mereka rabun dalam pandang relung kalbu terbius ragu

Sampai kapan getir nadir oleh nyinyir terdengar bak petir

Tahan terus menahan hingga jiwa kian tegar

Menelisik pikir hilang gelisah karena Lillah

Percaya dan yakin melalui tangan-tangan-Nya lah nanar sirna

Pada-Nya diri berserah pasrah tuk wujud berkah

Begitu kiranya diri tenang dan mereka tertendang pada ketakpastian

Kalisegoro, 4 November 2020


Dwi Wahyu Candra Dewi


Bapak


Benci tak pernah tampak karena sayangmu penuh sesak

Pelukanmu hangat karena kasihmu tanpa syarat

Bapak, terima kasih dengan segala hormat atas kasih sayangmu

Tempat berbagi kisah tanpa jarak pun waktu

Kini rindu padamu pengisi sunyi dalam lamunanku

Bapak, terima kasih selalu hadir dalam setiap langkahku

Tak rela tak pernah rela jika diri ini terluka

Keras kau jaga diri ini hingga tegap menapak bumi

Bapak, terima kasih atas segala rasa yang tercurah

Bapak, doa kami sebagai penyampai rindu yang membelenggu

Bapak, berbahagialah dalam keabadian.

Kalisegoro, 4 November 2020



Dwi Wahyu Candra Dewi. Lahir di Blora, 8 Mei 1983. Penulis 1983 merupakan tenaga pendidik di Univ. Lambung Mangkurat Banjarmasin. Menulis puisi baginya merupakan kesempatan untuk menyuarakan kata hati dan pikiran. Karya puisinya ada di beberapa buku antologi bersama Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, antologi bersama Teater Kail, antologi bersama Komunitas Yuk Menulis dan beberapa karya puisinya mendapat penghargaan oleh Union Mundial de poetas por la paz y la libertad. Ruang menulis karya sastra semoga selalu terbuka untuk memperbaiki peradaban dan menambah keberkahan. Fb: Dwi Wahyu Candra Dewi.