TEKS SULUH


Jumat, 22 Januari 2021

Puisi Atek Muslik Hati di gembok 2021

 Atek Muslik Hati 


Susuri jalan berliku


Ayahku malam, gelap

Ibuku siang, benderang

Kuterlahir di musim panas

Kala mentari terpungguk

Di atas pena langit

Penuh warna


Aku di beri nama

Penziarah berlumur doa

Tanpa dosa

Karena aku bocah

Merah bau setanggi


Ayahku malam, 

Ibuku terang... Memberiku makan seonggok tulang

Tulang belulang saudaraku

Yang mati tertikam amarah


Riuh si fulan haus akan darah; giginya tajam menghujam

Menunggu mangsa 

Di sana di sudut asa


Si Fulanah berbaju merah darah, nyalang siap menerkam pula

Meski taringnya hampir patah. Cih...Aku mendecih;benci ku naik kelangit!


Tontonan ini bukan tuntunan

Menyeret luka di bisul penuh nanah, bau amis menguar

Basahi tanah leluhur putih suci, semedikan tanya


Salah siapa? Ini salah siapa?

Duhai tuan dan puan

Sejatinya kita tetap berkawan, bukan?


Karena kau dan aku terlahir di bumi yang sama

Meski ayahku gelap dan ibuku terang, telah teronggok di tanah basah bersimpul kesah


Akankah tanya itu menyimpulkan asa?

Dalam kelindan rasa yang entah...?

Pasrah...!

Praya Lombok 29 Desember2020


Atek Muslik Hati, . Namanya dicatat di Lumbung Puisi sastrawan Indonesia dalam beberapa antologi Bersama nasional. penyair ini tinggal di Ambon.