.Pensil Kajoe
Kartu Suara
Gambar-gambar itu seperti setengah berbisik
"Pilihlah aku, jangan yang lain. Sebab mereka hanya mengobral janji."
aku bergidik, hingga tak tega melukai mereka
kubiarkan tubuh-tubuhnya utuh tanpa luka
di dalam kotak yang begitu gaduh.
06022018
Dini Hari
Mimpi itu ke mana perginya?
padahal hari belum benar-benar pagi
perempuan tadi yang membangunkanku
setelah mengajak bercinta habis-habisan
aku merasa alat kelaminku hilang
mungkin dibawanya pergi
hingga tak lagi bisa berpikir
secarik kertas ada tulisan tangannya
"Temui aku, di mimpimu yang ke seratus."
aku ingin tidur lagi hingga pagi membakar wajahnya.
05022018
Pensil Kajoe, lahir di Banyumas, 27 Januari 1983. Tulisannya sudah dimuat di berbagai koran, baik cerpen maupun puisi. Seperti Wajah Pram (Radar Banyumas, 1983), Tubuh Ameba (Banjarmasin Post, 2018), Perempuan Dalam Lukisan, 2018), Seorang Tukang Sapu (Kabar Madura, 10 Desember 2018), Laki-laki yang Menunggu Hujan (Magelang Expresss, Sabtu 29 Desember 2018), Bulan Sabit di Atas Musala (Merapi, 10 Mei 2019), Sekor Ular di Dalam Rumah (Denpasar Post, 18 Agustus, 2019), Hari Kematian Seorang Penyair (Radar Banyumas, 26 Mei 2019), Perempuan Hybrid (Kedaulatan Rakyat, 06 Oktober 2019), Aku Menjadi Seorang Ayah (Mbludus.com, 16 Januari 2020), Kemarau di Bibir Yana (Radar Banyumas, 15 Maret 2020), Dua Orang Raja ( Teplok.id, 12 Juli 2020), Geguritan Banyumasan (Kalawerta Ancas, 2018). Laki-laki penyuka soto ayam ini, juga telah membukukan tulisanya ke dalam 17 buku tunggal dan lebih kurang 30 buku Antologi bersama. Buku terbarunya adalah Novelet: Maut dan Cinta (Satria Publisher, 2020) dan Antologi Cerita Pendek: Jas Merah Milik Bapak (Sint Publishing, 2020) Di tengah kesibukannya, masih menyempatkan diri untuk meramu tulisannya.