TEKS SULUH


Jumat, 08 Januari 2021

Puisi Rasif Arisa di gembok 2021

 Rasif Arisa

Matikan Saja

Matikan saja jiwamu

Agar tidak diperbudak syaithan..!

Buang saja rasamu

Agar kau selamat..!

Pergilah mencari peri..!

Jangan tinggalkan keluh-kesahmu..!

Tawarkan hatimu barang 2 sampai 3

Tangga pandan wangi yang mengikat

Di sudut tapak

Pandangi kaca di air

Lihatlah ukiranmu..!

Jangan menyesal nanti..!

Kalau tidak terbayar oleh budimu

Tidak ada yang lenyap

Tidak ada yang menang

Kecuali menggali lobang

Di pinggir jalan,

Terlihat lalu lalang

Barak-barak pedati

Yang berbunyi di setiap hirupan

Kepingan itu,

Masih teriak saja jiwamu..?

Padahal sudah di lindas

Pedati yang berlalu

Jambi, 26 Agustus 2020







Rasif Arisa


Parlemen Jalanan 


Demokrasi seakan buta diloby

Menghapus dan mematikan gerak

alur perjuangan

tak ada lagi nurani

semua habis dikepntingan,

tidak ada lagi nilai moral

yang ada decadensi

yang berkecamuk

perah keringat bercucur

tanpa pori-pori

lantang bersuara,

mengais peradilan,

berjalan di taburan jeruji kaca

yang siap menancap

bersandar pada palu dan ujung senapan,

tak ada lagi yang tersisa dari keraguan,

pantang surut sebelum pulang

di pangkuan pertiwi,

menata otak-otak rongsokan

yang berserak di gedung purnawicara

menyongsong semangat pembakar patriot,

tak ada yang nyata dari hasil purbakala colonial dan liberalism

menghantam dan membumi hanguskan

keadilan dan peradilan setengah mati,

haiii orang dungu..!

tak pantas mencela peradilan kami,

tak pantas menilai apalgi mendikte

putusan kami,

Bagi kami kalian sudah mati..!

di buaian asing yang serba hegemoni

bagi kami tak ada kalian

pertiwi jaya..!

Jambi, 10 Oktober 2020


Rasif Arisa, yang biasa dipanggil Rasyid lahir di Pulau Kecil, 10 Januari 1980 (RIAU) adalah penyair yang tinggal di Kota Jambi, S1 Fakultas Sastra dan Kebudayaan Islam (UIN STS JAMBI 2007), S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (UNIVERSITAS JAMBI 2020). Namanya tercatat di lumbung puisi dalam Antologi Nasional sampah 2020.