TEKS SULUH


Jumat, 08 Januari 2021

Puisi Rita Orbaningrum di Gembok 2021

 Rita Orbaningrum


Cemas Meranggas Batas


Canda yang kian muskil

Bertahta pada tangan jahil

Hadir dari amuk  yang selalu usil

Demi realita yang mustahil


Lulus harus semua

Naik harus semua

Sukses harus semua

Hilang batas untuk semua


 Nurani menjerit lirih

Ulu hati tergores pedih

Sayatan demi sayatan memerih

Membakar emosi, melagukan nada sedih


 Menghantarkan jiwa yang kosong

Menyuarakan  kabar melompong

Keraguan mendera antara nyata dan bohong

Menggelinding ibarat bola pingpong

Di antara lengangnya simpang pada lorong


 Bekal yang pasti kurang

Ilmu yang masih di awang-awang

Kepekatan datang membayang

Seiring langkah yang sarat rasa gamang


 Karakter menjadi incaran

Strategi jitu menembak sasaran

Untuk antisipasi sebuah kemerosotan

Karena menurunnya kualitas pembelajaran

Akibat sistem yang harus disesuaikan


 Cemas ini harus berbatas

Seleksi alam musti tetap dalam gagas

selalu siap dalam setiap tugas

Siaga dalam langkah menggegas


 Perubahan yang selalu ditunggu

Sistem pendidikan yang mengharu biru

Pembelajaran jarak jauh memisahkan ruang dan waktu

Adaptasi dituntut demi tercapainya kompetensi yang dituju


 Meretas sebuah harap

Pandemi segera lenyap

Masa cemerlang siap terdekap

Bersama iringan doa menghadap


Rita Orbaningrum


Bayang Biru Mengharu


 Kelam itu rapuh,

Rapuh yang yang membuat luruh

Luruh dalam sebuah pikat

Pikat yang menebar jerat

Jerat mengoyak laknat

Laknat menguap bersama asap


 Bayang itu membiru

Beriring sendu menyaru

Sarat petuah penuh haru

Menyibak fakta melaju seru

Mengukur tingginya si Mahameru

Standar aturan segala tiru


 Meretas belukar

Menyibak belantara

Mengoyak bayang-bayang semu

Melepas kait-kait pengikat kalbu

Yang selama ini kuat membelenggu

Menyuarakan batin yang malu-malu


 Ungkapan kebenaran yang begitu mahal

Menyertai langkah dalam upaya legal

Walapun jalan yang ditempuh cukup terjal

Diantara engahan nafas tersengal


 Untuk sebuah pencapaian

Pengorbanan  harus terus diperjuangkan

Tiada elok hidup dalam kebebasan

Seolah liar tanpa ada aturan


 Biru yang merindu

Pada sebuah bayang yang kian semu

Melontarkan untaian harap pada pucuk daun waru

Bertolak pada harap dengan semangat menggebu


 Rasa haru menggiring dalam sunyi

Mengharap cita untuk tergapai

Hingga mampu megenggam damai

Bayang biru sampaiah pada titik kulminasi


 


Rita Orbaningrum, lahir di Magetan  Jawa Timur, 22 tahun tinggal di Muntok, Bangka Barat. Berprofesi sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia di sebuah SMA, yang juga aktif sebagai pegiat literasi masyarakat hingga tahun 2019 mendapatkan penghargaan Nugrajasa Darmapustaloka di Bangka Barat. Pendiri Pondok Baca Ceria, juga menulis buku teori puisi esai, baik karya tunggal maupun karya bersama, buku puisi tunggal maupun buku puisi bersama, buku kumpulan cerpen tunggal maupun karya bersama, juga menulis beberapa arikel atau opini yang diterbitkan sebagai karya bersama dan sebagai editor buku bagi penulis pemula karya siswa maupun karya anggota komunitas,. Tidak ada guru hebat yang harus ada adalah murid yang hebat. Prinsip itulah yang menjadi motivasi dalam menularkan kemampuan literasinya kepada anak didik.