Rai Sri Artini
Puisi- Puis yang Lahir
Di dadaku
Kau bangun bangku-bangku sujud seperti di kapela
Tempat memeras air mata bila dadaku sesak
Tempat terakhirku pabila ditikam amarah
Di bangku itu aku tulis puisi
Dengan hujan
Dengan nyala api
Dengan debu-debu purba
Dan jelaga masa lalu
Betapa banyak puisi yang lahir dan tumbuh
Menjelma doa
Betapa satu persatu pintu kubuka
Untuk dapat menatap wajahMu
( Tegaljaya, Desember 2020 )
Aku telah Pindah
Sudah lama,
Aku telah pindah
Ke tempat lain di luar hatimu
Tak pernah kubayangkan sebelumnya
Aku akan mampu bergegas keluar darimu
Bentangan kisah yang kita lalui
Seperti bentangan maut yang penuh bunga duka
Lidah-lidah api mencuri embun dari kelopak mataku
Sudah lama,
Aku telah pergi dari pejal waktu
Yang mengikis dagingku menjelma kerutan yang bengis
Serupa takdir tanpa ampun berjalan
Di tengah reruntuhan langit
Kini aku dapat menghela nafas dalam
Waktu telah menatah namaku
Di tubuhnya yang kukuh
Di atas perkara-perkara yang tak sederhana
Di tengah perubahan yang azali
Namun tiada yang mencuri senyumku
( Tegaljaya, Desember 2020)
Rai Sri Artini. Beralamat di Jalan Raya Tuka no.31 Banjar Tuka Desa Dalung Kec.Kuta Utara 80361 Kab.Badung- Bali. Bisa dihubungi di facebook Rai Sri Artini dan di alamat email raisri_artini@yahoo.com. Puis-puisinya tergabung dalam beberapa antologi : Klungkung,Tanah Tua Tanah Cinta, Mengunyah Geram Seratus Puisi Melawan Korupsi, Ketika Kata Berlipat Makna, Lumbung Puisi, Progo 4 Temanggung dalam puisi, Antologi Puisi Bogor, Ning, Saron, Seutas Tali Segelas Anggur,dll.Puisi-puisi pernah dimuat di Bali Post, Denpost, Tribun Bali, Litera.co, Tatkala.Co, Jendela sastra,Riau Realita,Kompasiana, Linikini Linifiksi.