Raden Mas Soedarmono
Kabut 1
Dalam kegentingan
ku hanya bisa
memandang setiap kabut tiba
yang akan terurai menuju ke mana
saatnya semua panik
merasakan keterpurukan
orang orang datang
silih berganti membilang
tentang ramalan ramalan
petunjuk dan petuah bijak
yang masih utuh tersimpan
di museum peradaban
kemana semangat hadir
menjadi semesta bangkit
mencari jejak pahlawan
adalah mengurai ranah kabut
diantara banyak orang di negeri ini
yang merasa berjuang dan diakui
aku tidak ada diantara kami, kita
tetapi merasa ada di bumi Nusantara
Tambun Utara, 24 September 2020
Gembok dan Reuni Penyair
Melongok sunyi
pada lalu lalang kehidupan
membidik dilemanya peradaban
dikemasnya menjadi syair
diseberangkan ke lautan
disemaikan di udara
berdiam di masing-masing-nurani
Melihat laut dan awan
memaknai huruf yang hidup
agar bisa teraba oleh yang membaca
tak sekedar kata rayu gombal
menghasut, provokasi dan hoak
merdu menggugah dibaca baca
saat reuni tiba dan ada Penyair
Berarak bergerak menuju tempat
dari kota lama ke kota baru
mengemasnya dalam ide gagasan
dihelat disetiap kesempatan
menjadi komitmen budaya bangsa
menyala api dan kepak sayap
kepada reuni penyair berikut nya
Tambun Utara 9 Oktober 2020
Sudarmono/Raden Mas Sudarmono, lahir di Bantul Yogyakarta 11 Oktober 1963 berkesenian dimulai di SMA dan saat bergabung dengan Teater Dinasti Yogyakarta, Paguyuban Teater Bantul dan Kelompok Teater Rakyat Indonesia, Pegiat PMK puisi menolak korupsi ini tulisan sosialnya banyak dipublikasikan di surat kabar daerah maupun nasional, sedangkan tulisan Puisi nya banyak dibukukan dengan Penyair Nusantara lainnya, sampai sekarang masih tercatat sebagai Anggota Pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi Komite Sastra dan Teater, pekerjaan penulis dan bergiat di Komunitas Mendut Tambun Bekasi