TEKS SULUH


Jumat, 08 Januari 2021

Puisi Raden Mas Soedarmono di Gembok 2021

 Raden Mas Soedarmono

Kabut 1


Dalam kegentingan

ku hanya bisa

memandang setiap kabut tiba

yang akan terurai menuju ke mana

saatnya semua panik

merasakan keterpurukan

orang orang datang

silih berganti membilang

tentang ramalan ramalan

petunjuk dan petuah bijak

yang masih utuh tersimpan

di museum peradaban

kemana semangat hadir

menjadi semesta bangkit

mencari jejak pahlawan

adalah mengurai ranah kabut

diantara banyak orang di negeri ini

yang merasa berjuang dan diakui

aku tidak ada diantara kami, kita

tetapi merasa ada di bumi Nusantara

Tambun Utara, 24 September 2020


Gembok dan Reuni Penyair


Melongok sunyi

pada lalu lalang kehidupan

membidik dilemanya peradaban

dikemasnya menjadi syair

diseberangkan ke lautan

disemaikan di udara

berdiam di masing-masing-nurani


Melihat laut dan awan

memaknai huruf yang hidup

agar bisa teraba oleh yang membaca

tak sekedar kata rayu gombal

menghasut, provokasi dan hoak

merdu menggugah dibaca baca

saat reuni tiba dan ada Penyair


Berarak bergerak menuju tempat

dari kota lama ke kota baru

mengemasnya dalam ide gagasan

dihelat disetiap kesempatan

menjadi komitmen budaya bangsa

menyala api dan kepak sayap

kepada reuni penyair berikut nya


Tambun Utara 9 Oktober 2020


Sudarmono/Raden Mas Sudarmono, lahir di Bantul Yogyakarta 11 Oktober 1963 berkesenian dimulai di SMA dan saat bergabung dengan Teater Dinasti Yogyakarta, Paguyuban Teater Bantul dan Kelompok Teater Rakyat Indonesia, Pegiat PMK puisi menolak korupsi ini tulisan sosialnya banyak dipublikasikan di surat kabar daerah maupun nasional, sedangkan tulisan Puisi nya banyak dibukukan dengan Penyair Nusantara lainnya, sampai sekarang masih tercatat sebagai Anggota Pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi Komite Sastra dan Teater, pekerjaan penulis dan bergiat di Komunitas Mendut Tambun Bekasi