Sami’an Adib
Dari Ujung Pena
Kutulis alif ketika langit
dipenuhi bercak-bercak ajaib
awan kelabu pengantar lindap
seperti galah panjang menjulang
sebagai penjolok menggait bintang
menghimpun hikmah yang tak terbilang
Kurangkai lam ketika semesta jagat
kerap memamerkan berbagai gelagat
bak amuk dendam yang begitu dahsyat
seperti tikungan ke arah lain kafilah
jalan musafir menilasi lintasan risalah
merancang peradaban mutakhir yang ilahiah
Kuselipkan mim ketika laut
menjadi arena pertempuran sengit
demi teritorial dan kuasa mahasyahwat
seperti kemudi kapal di kedalaman
matanya awas, bahkan dalam kegelapan
menguak palung rahasia arah masa depan
Alif lam mim terangkai sempurna
sedari dahulu misterinya belum terbuka
meski berjuta-juta orang telah mencoba
tapi hanya mewariskan manuskrip historia
: silih berganti gemilangnya rekayasa
Di arah manakah gerbang utamanya?
tak seorang pun tahu, sebab semua masih rahasia
yang kulakukan sesabar mungkin terus berusaha
merangkai serakan abjad dengan sebatang pena
sambil berdoa kelak menjadi warisan berharga
Siapakah yang sanggup menghitung berapa
andai alif menjadi monumen catatan kasih-Nya
di setiap desah hembusan napas kehidupan manusia?
siapakah yang mampu mengukur dengan peranti apa
seandainya lam mewujud lintasan kembara
menuju permukiman dengan peradaban paling mulia?
siapakah yang bisa tepat menerka ke arah mana
sekiranya mim menjelma peta hidup manusia
ke arah masa silam atau masa depan penuh cinta?
Alif lam mim
dalam sejumlah tanya aku tak hendak diam
mencatat satu per satu yang tersirat di alam
tentang kejayaan tatanan kehidupan masa silam
juga tentang cara mengasuh visi tetap tajam
membangun hunian terindah mahapualam
Jember, 2020
Sami’an Adib
Pengasingan
:kh. abdurrahman
entah di rantau mana akhir pengasingan ini
jauh dari tanah kelahiran dan sanak famili
sebelum terjebak di hiruk pikuk kota ini
aku terasing di pulau kecilmu yang misteri
: Bawean, penyandang julukan Pulau Puteri
persemaian kenangan saat menempa diri
masih adakah surau panggung sederhana itu?
mihrab pengabdianmu dalam mengalirkan samudera ilmu
bagi sekawan musafir fakir yang selalu berjubah rindu
ingin pulang ke kampung halaman, ke pelukan ibu
sepanjang ingatan, senyummu terpampang abadi
menguarkan aroma bahagia di kedalaman relung hati
ketika lembut sabdamu bertatahkan cahaya ilahi
melimburbeningkan semesta nurani
entah di rantau mana akhir dari pengasingan ini
jauh dari kampung halaman dan sanak famili
tetapi di mana pun kaki kuat berpijak
langit pun mesti dijunjung dengan bijak
sambil memunguti kearifan yang terserak
: bekal menempuh ke lain kehidupan kelak
Jember, 2020
Sami’an Adib, lahir di Bangkalan tanggal 15 Agustus 1971. Lulus Strata I pada jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember (Unej).
Sejak SMA ia aktif menulis di buletin sekolah. Ia pernah menjadi Pengelola Mading Sekolah. Tulisan-tulisannya berupa opini, cerpen, dan puisi tersebar di berbagai media cetak dan on line, di antaranya, Surya, Jawa Pos, Republika, Simponi, Fakta, Surabaya Post, Radar Jember, Wawasan News, Berita Baru Jatim, Riau Ralita, dan lain-lain.
Puisi-puisinya mengisi puluhan antologi Bersama Nasional / Regional sejak tahun 2013 antara lain : Requiem Buat Gaza (Gempita Biostory, Medan, 2013), Mendekap Langit (Gempita Biostory, Medan, 2013) Menuju Jalan Cahaya (Javakarsa Media, Jogjakarta, 2013), Ziarah Batin (Javakarsa Media, Jogjakarta, 2013), Cinta Rindu dan Kematian (Coretan Dinding Kita, Jakarta, 2013), Ensiklopegila Koruptor, Puisi Menolak Korupsi 4 (PMK-Forum Sastra Surakarta, 2015), Wong Kenthir (2020), Perjalanan Merdeka (Independent Journey (Penebar Media Pustaka, Yogyakarta, 2020), Mahligai Penyair Titipayung (2020), Pandemi Puisi (Teras Budaya, Jakarta, 2020), dan lain-lain. Bersama 5 (lima) tokoh pecinta sastra di Jember mendirikan Forum Sastra Pendalungan. Aktivitas sekarang selain bergiat di Forum Sastra Pendalungan, ia juga ber-hidmad di Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI). Ia juga mengabdikan diri di di sebuah lembaga pendidkan Madrasah sebagai pendidik di MIMA 01. KH. Shiddiq Jember