Yus Harris
1.) Selamatan Pupak Pusar
Babak kedua di kembara alam liar
Ditandai pupak tali pusar
Dengan rapal doa dan bubur abang jajan pasar
Tangis jabang bayi melengking di penjuru kamar
Ibunda merapatkan gendongan
Sedekap harap jantung berdenyut lantang
Di ubun jabang bayi
Ditiupkan seluruh kekuatan langit dan bumi
Agar kelak hatinya teguh setegak gunung
Jiwanya lapang seluas lautan
Kakang kawah adi ari-ari : “ mari ….sini nak !”
Jagalah sedulurmu dari jerit burung gagak
Takdir telah dipersatukan dalam alir darah
Dari denyut nadi si jabang bayi di ubun kepalanya doa di rajah
Kulantunkan syair-syair puisi
Penolak balak sengkuni dan selamatan si jabang bayi
(Jombang, 2020)
2).Solitude
Tak pupus gairah liar diburu
Berlalu lekas gelak riang menggebu
Lampu-lampu gemerlap hanya sekejap
Seusai pesta sekujur kehampaan tersekap
Masih tersisa gelas-gelas minuman
Makanan berfoya yang tak habis dimakan
Juga sebuah kamar kosong bertutur kisah
Dari sebujur kasur yang masih basah
Di luar kamar lalu-lalang cahaya berkelindan
Seakan membakar gerak kehidupan
Menghirup waktu yang terlunta
Hidup dan mati sudah biasa berganti rupa
(Jombang, 2020)
Yus Harris, adalah penulis yang memiliki nama asli Yustinus Harris Eko Presetijo, putra pertama yang lahir di Surabaya tanggal 14 April 1968 dari pasangan alm. Yulius Harsono Dwidjosiswojo dan Maria Paskalia Sukarti. Almarhum ayahanda dulu semasa hidupnya adalah seorang Tentara Nasional Indonesia berpangkat Pembantu letnan satu (Peltu) dan ibu adalah pensiunan perawat kesehatan yang sekarang tinggal satu kampung dengan penulis di Desa Mojongapit kecamatan Jombang.
Sejak di bangku Sekolah Dasar penulis sudah mempunyai hobi menggambar dan sering mengikuti lomba menggambar di sekolah dan antar sekolah di Surabaya, meskipun belum pernah dapat juara.
Menyukai menulis puisi ketika duduk di bangku kuliah tahun 1987 di IKIP Negeri malang dan belajar sendiri secara otodidak tanpa mengenyam pelajaran menulis sastra apapun. Tahun 1989 pernah mendapat undangan dari Perhimpunan persahabatan Indonesia Amerika untuk mengikuti pameran puisi. Beberapa karya puisi awal saat itu ( th 1987 – 1991) dipublikasikan di koran kampus “Komunikasi” IKIP Negeri Malang, sempat juga muat di harian ibu kota “Swadesi”, tabloit GADIS, Kolom mahasiswa Jawa Pos, koran Surabaya Minggu, majalah “Penyebar Semangat”. Sempat berhenti menulis lama mulai tahun 1993 dan tahun 2017 mulai menulis lagi dan bergabung di Lingkar studi sastra Setrawulan Mojokerto pada bulan April 2018 pada acara terminal sastra yang dipimpin oleh Bapak Indra T Kurniawan. Beberapa puisi pernah dimuat juga di Radar Jawa Pos Mojokerto, radar Jawa Pos Jombang dan juga di media online seperti Situs seni dan sastra Puisipedia pada hari Puisi nasional. Ada dua buah buku antologi yang tercatat di situs web Literanesia.com . Beberapa karya puisi tunggal penulis adalah : Bulan Merindukan Anak Ikan, th 2018 penerbit Temalitera Selendang Bianglala, th 2018 penerbit Temalitera. Mengenang Teman Kantor, th 2019, penerbit Boenga Ketjil, Surga KW 1, Th 2020, penerbit Boenga Ketjil Surga KW 2, Agustus Th. 2020, Boenga Ketjil Jombang Beberapa karya puisi bersama penulis Mojokerto al : Takziah Bulan Tujuh, Kitab Putiba mengenang Sapardi, th 2020 Dari Kisah pemburu Hidayah Hingga Kolak Pisang.Perempuan kencana ( antologi puisi 3 negara)
Dll
Saat ini penulis hanya fokus menulis puisi sambil sesekali menulis cerpen meskipun masih untuk dibaca-baca sendiri. Puisi yang berjudul “ Selendang Bianglala” dibuat musikalisasi puisi oleh musisi Eminx atau Ema Sujalma di eminx chanel youtube, telah mencapai 28 ribu subscriber.