TEKS SULUH


Sabtu, 02 Januari 2021

Puisi Yus Harris di Gembok 2021

 Yus Harris


1.) Selamatan Pupak Pusar 


Babak kedua di kembara alam liar  

Ditandai pupak tali pusar

 

Dengan rapal doa dan bubur abang jajan pasar

Tangis jabang bayi melengking di penjuru kamar

 

Ibunda merapatkan gendongan

Sedekap harap jantung berdenyut lantang

 

Di ubun jabang bayi

Ditiupkan seluruh kekuatan langit dan bumi

 

Agar kelak hatinya teguh setegak gunung

Jiwanya lapang seluas lautan

 

Kakang kawah adi ari-ari : “ mari ….sini nak !”

Jagalah sedulurmu dari jerit burung gagak

 

Takdir telah dipersatukan dalam alir darah

Dari denyut nadi si jabang bayi di ubun kepalanya doa di rajah

 

Kulantunkan syair-syair puisi

Penolak balak sengkuni dan selamatan si jabang bayi

(Jombang, 2020)

 




2).Solitude

 

Tak pupus gairah liar diburu

Berlalu lekas gelak riang menggebu

 

Lampu-lampu gemerlap hanya sekejap

Seusai pesta sekujur kehampaan tersekap

 

Masih tersisa gelas-gelas minuman

Makanan berfoya yang tak habis dimakan

 

Juga sebuah kamar kosong bertutur kisah

Dari sebujur kasur yang masih basah

 

Di luar kamar lalu-lalang cahaya berkelindan

Seakan membakar gerak kehidupan

 

Menghirup waktu yang terlunta

Hidup dan mati sudah biasa berganti rupa

(Jombang, 2020)

 

Yus Harris, adalah penulis yang memiliki nama asli Yustinus Harris Eko Presetijo, putra pertama yang lahir di Surabaya tanggal 14 April 1968 dari pasangan alm. Yulius Harsono Dwidjosiswojo dan Maria Paskalia Sukarti. Almarhum ayahanda dulu semasa hidupnya adalah seorang Tentara Nasional Indonesia berpangkat Pembantu letnan satu (Peltu) dan ibu adalah pensiunan perawat kesehatan yang sekarang tinggal satu kampung dengan penulis di Desa Mojongapit kecamatan Jombang.

Sejak di bangku Sekolah Dasar penulis sudah mempunyai hobi menggambar dan sering mengikuti lomba menggambar di sekolah dan antar sekolah di Surabaya, meskipun belum pernah dapat juara.

Menyukai menulis puisi ketika duduk di bangku kuliah tahun 1987 di IKIP Negeri malang dan belajar sendiri secara otodidak tanpa mengenyam pelajaran menulis sastra apapun. Tahun 1989 pernah mendapat undangan dari Perhimpunan persahabatan Indonesia Amerika untuk mengikuti pameran puisi. Beberapa karya puisi awal saat itu ( th 1987 – 1991) dipublikasikan  di koran kampus “Komunikasi” IKIP Negeri Malang, sempat juga muat di harian ibu kota “Swadesi”, tabloit GADIS, Kolom mahasiswa Jawa Pos, koran Surabaya Minggu, majalah “Penyebar Semangat”. Sempat berhenti menulis lama mulai tahun 1993 dan tahun 2017 mulai menulis lagi dan bergabung di Lingkar studi sastra Setrawulan  Mojokerto pada bulan April  2018 pada acara terminal sastra yang dipimpin oleh Bapak Indra T Kurniawan. Beberapa puisi pernah dimuat juga di Radar Jawa Pos Mojokerto, radar Jawa Pos Jombang dan juga di media online seperti Situs seni dan sastra Puisipedia pada hari Puisi nasional. Ada dua buah buku antologi yang tercatat di situs web Literanesia.com . Beberapa karya puisi tunggal penulis adalah : Bulan Merindukan Anak Ikan, th 2018 penerbit Temalitera Selendang Bianglala, th 2018 penerbit Temalitera. Mengenang Teman Kantor, th 2019, penerbit Boenga Ketjil, Surga KW 1, Th 2020, penerbit Boenga Ketjil Surga KW 2, Agustus Th. 2020, Boenga Ketjil Jombang Beberapa karya puisi bersama penulis Mojokerto al : Takziah Bulan Tujuh, Kitab Putiba mengenang Sapardi, th 2020 Dari Kisah pemburu Hidayah Hingga Kolak Pisang.Perempuan kencana ( antologi puisi 3 negara)

Dll

Saat ini penulis hanya fokus menulis puisi sambil sesekali menulis cerpen meskipun masih untuk dibaca-baca sendiri. Puisi yang berjudul “ Selendang Bianglala”  dibuat musikalisasi puisi oleh musisi Eminx atau Ema Sujalma di eminx chanel youtube, telah mencapai 28 ribu subscriber.