Yublina Fay
Sajak Nuraniku
Kutulis sajak duka hati
Melangkah dari suku kata
Getir merobek jiwa
Di malam pekat itu
Kutulis sajak bernada sumbang
Dengan tinta nurani menyala
Mengikis asa yang tersemai
Mengukir nyata yang dikebiri
Waktu mungkin tersenyum sinis
“Inikah semua yang kau banggakan?”
Sajak-sajak bisu takk bermakna
Menghias meja menggelitik nurani
Sajak sekuntum mawar
Berduri menikam sembilu
Maafkan aku sajakku
Mawar itu mengalahkan nuraniku
Kau tahu?
Ikat kepalamu tak lagi bermakna
Sebuah oko mama
Dibalas sebuah keris
Mati harganya.
Biudukfoho, 7 Sepetember 2020
Catatan:
1. Ikat kepala merujuk pada destar salah satu aksesoris pakaian daerah orang dawan
2. Oko mama adalah tempat yang berisi siri pinang dan kapur sebagai salah satu tradisi
orang dawan saat menyambut tamu atau pada pesta adat.
Yublina Fay
Kau Pemenangnya
Duka mewarna di daun lontar
Menghentak sadar yang belum terjaga
Merajut asa setegar karang
Dukamu bukan dukaku
Dukaku juga bukan dukamu
Buka irama bonet
Syiarkan syair natoni
Biar mereka mengerti
Tanganmu sedang menengadah
Meminta tapi tak diberi
Jika hari ini kau juga tidak dapat
Besok datanglah kembali
Bawa wewangian
Bakarlah dupa di makam ahonit
Biar mereka juga tahu
Kalau wanginya cendana
Tak ada harganya
Mari nyatakan sukamu
Sembunyikan dukamu
Biar mereka disanjung
Sampai akhirnya kau lebih unggul
Biudukfoho, 7 Sepetember 2020
Catatan:
1. Bonet adalah salah satu seni tari yang biasanya ditampilkan pada upacara-upacara adat
ataupun pesta lainnya
2. Natoni adalah salah bentuk pertunjukkan tradisional yang dimiliki oleh suku Timor.
Pementasannya merupakan tradisi lisan.
3. Ahonit sebutan untuk nenek moyang yang melahirkan kita
Yublina Fay, Lahir di Oelnasi Kecamatan Kupang Tengah, Kab. Kupang tanggal 18 Maret
1985. Menyukai puisi sudah sejak SMA. Antologi yang baru diikuti adalah antologi Bersama Lumbung puisi Sastrawan Indonesia VIII 2020 CORONA dan SAMPAH. Bertempat tinggal di Kupang, Nusa Tenggara Timur.