TEKS SULUH


Minggu, 10 Januari 2021

Puisi Nok Ir di gembok 2021

 Nok Ir

Musim Bertandang Pulang


Fajar mementari jalang

Menggugah raga nun terurai masa

Hempaskan tubuh hinggap lusuh

Mendarat enggan di kelenaan

Lenalah, duhai keterlenaan

Jamahi setiap inci dengan jeli

Dermaga berpasak

Bertanggul bebatu Toraja meniangi

Menjulang dan setegar bangunan cita

Masak di tungku sejak fajar dini

Larung, larunglah melarung

Kepakkan sayap pada delapan penjuru

Mata angin yang duabelas purnama terpilin

Langlangi bumi utara, tenggara hingga kembali ke porosnya

Hingga buluh waktu tak lagi terlaju

Menunggu pucuk-pucuk moringga menjalar jumawa

Bersanding anyir cakalang bergantian terhidang

Torehi aroma Madura di kekanvasnya

Pada lagu jejawiku

Sumenep, 7 Desember 2020


Nok Ir

Merdeka

Tak perlu rupa-rupa kata

Sekerling bola netra

Di lengkung cakrawala

Tlah menyatakan

Kesediaan memberi nyaman

Menua di kelak

Tak butuh luapan kisah

Di antero sana atau di manapun

Cukup hadirmu

Sepenuh utuh

Di kamar kita

Sesiul senandung menyatakan

Sekepak sayap saja

Kita yang manunggal

Merdeka memilih cinta

Sumenep, 15 November 2020


Nok Ir, nama pena yang digunakan Hj. Khoiroh, S.d. SD pada seluruh karya-karyanya puisi maupun cerpennya. Telah menyukai tulis menulis sejak belia di bangku sekolah tahun delapan puluhan. Lahir di Demak, 28 Januari, kini tinggal di Sumenep, aktivis komunitas Kata Bintang ini mengabdi sebagai pendidik. Antologi Puisi Tunggalnya Jie, lahir di awal tahun 2020 ini. Karyanya telah terhimpun pada puluhan Antologi Puisi maupun Antologi Cerpen Bersama dengan kawan penulis serta penyair di dalam dan luar negeri. Antologi Bersama Lumbung Puisi antara lain: Tadarus Puisi, Ramadan Kareem, Sampah, Perjalanan Merdeka dan lainnya. Aktivis Komunitas Menulis Kata Bintang ini karyanya juga turut menyemarakkan Antologi Banjarbaru’s Rainy Day Festival Literacy, Zamrud Khatulistiwa, , Kepada Pedang Dan Nyala Api, Kitab Pentigraf 2,3 dan 4, Pentigraf Corona, Antologi Haiku Pandemi Corona, Antologi Puisi Kutulis Untukmu, Antologi Berbisik Pada Dunia, Kumpulan Pantun Nasihat – Gerakan 10.000 Guru Asean Menulis Pantun, Antologi Perempuan Istimewa, Antologi Puisi Mata Air Hujan di Bulan Purnama–Tembi Rumah Budaya, Banjarbaru’s Rainy Day Feslits 2020 Jazirah Lima, Ibuku Surgaku, Gabin Barandam, Alumni Munsi, Pandemi Puisi, Corona Gone By Poetry, Perempuan Bahari dan sebagainya.