Nok Ir
Musim Bertandang Pulang
Fajar mementari jalang
Menggugah raga nun terurai masa
Hempaskan tubuh hinggap lusuh
Mendarat enggan di kelenaan
Lenalah, duhai keterlenaan
Jamahi setiap inci dengan jeli
Dermaga berpasak
Bertanggul bebatu Toraja meniangi
Menjulang dan setegar bangunan cita
Masak di tungku sejak fajar dini
Larung, larunglah melarung
Kepakkan sayap pada delapan penjuru
Mata angin yang duabelas purnama terpilin
Langlangi bumi utara, tenggara hingga kembali ke porosnya
Hingga buluh waktu tak lagi terlaju
Menunggu pucuk-pucuk moringga menjalar jumawa
Bersanding anyir cakalang bergantian terhidang
Torehi aroma Madura di kekanvasnya
Pada lagu jejawiku
Sumenep, 7 Desember 2020
Nok Ir
Merdeka
Tak perlu rupa-rupa kata
Sekerling bola netra
Di lengkung cakrawala
Tlah menyatakan
Kesediaan memberi nyaman
Menua di kelak
Tak butuh luapan kisah
Di antero sana atau di manapun
Cukup hadirmu
Sepenuh utuh
Di kamar kita
Sesiul senandung menyatakan
Sekepak sayap saja
Kita yang manunggal
Merdeka memilih cinta
Sumenep, 15 November 2020
Nok Ir, nama pena yang digunakan Hj. Khoiroh, S.d. SD pada seluruh karya-karyanya puisi maupun cerpennya. Telah menyukai tulis menulis sejak belia di bangku sekolah tahun delapan puluhan. Lahir di Demak, 28 Januari, kini tinggal di Sumenep, aktivis komunitas Kata Bintang ini mengabdi sebagai pendidik. Antologi Puisi Tunggalnya Jie, lahir di awal tahun 2020 ini. Karyanya telah terhimpun pada puluhan Antologi Puisi maupun Antologi Cerpen Bersama dengan kawan penulis serta penyair di dalam dan luar negeri. Antologi Bersama Lumbung Puisi antara lain: Tadarus Puisi, Ramadan Kareem, Sampah, Perjalanan Merdeka dan lainnya. Aktivis Komunitas Menulis Kata Bintang ini karyanya juga turut menyemarakkan Antologi Banjarbaru’s Rainy Day Festival Literacy, Zamrud Khatulistiwa, , Kepada Pedang Dan Nyala Api, Kitab Pentigraf 2,3 dan 4, Pentigraf Corona, Antologi Haiku Pandemi Corona, Antologi Puisi Kutulis Untukmu, Antologi Berbisik Pada Dunia, Kumpulan Pantun Nasihat – Gerakan 10.000 Guru Asean Menulis Pantun, Antologi Perempuan Istimewa, Antologi Puisi Mata Air Hujan di Bulan Purnama–Tembi Rumah Budaya, Banjarbaru’s Rainy Day Feslits 2020 Jazirah Lima, Ibuku Surgaku, Gabin Barandam, Alumni Munsi, Pandemi Puisi, Corona Gone By Poetry, Perempuan Bahari dan sebagainya.