Nurhayati
Aku
Pada semesta yang terbentang ujung pandang,
Hingga batas cakrawala
Ada sedikit ruang untuk kupulang
Berteduh dari panas dan hujan
Berkubang sayang dalam kuah sop tanpa ayam,
Atau sekadar buang hajat,
Sisa perjuangan lambung yang tak siap kembung
Pada padang luasnya, yang rimbun pohon perdu tumpukan batu
Bermekaran bunga-bunga dari limbah plastik kresek bungkus,
ditingkah merdu suara burung berpitasuara knalpot
Di sanalah aku menari melukis hari,
Dengan uang pensiun Suami
Sambil berdendang kugoreng nasi kemarin,
Kububuhi micin cinta agar rasanya tetap mempesona
Aku hiasi seluruh hari dengan puisi,
Marah pun jadi penuh arti
Ah…
Aku tak pernah penat
Sebab aku tak khianat
Pada kata sepakat
Menua dengan cinta
Meski tanpa harta
Bekasi, 14.12.2020
Nurhayati
Puisi Kita
Bahagia adalah makna dari segenap asa
Bisa bertumbuh tak sama meski pada bumi yang sama
Tergantung siapa yang menanam
Aku dengan caraku paling puisi
Kutanam setiap harapan dengan cara yang paling sederhana
Mungkin terlihat dungu
Namun aku tak pilu saat tetangga bergaya ratu
Namun aku tak risau saat mereka fashion show
Namun aku tak resah saat mereka belanja Mobil mewah
Sebab aku punya yang lebih indah
"Ini tentang hatiku, bukan hatimu"
Bahagia yang terkemas,
Pada setiap larik puisiku
Bekasi, 14.13.2020
Nurhayati, lahir dan besar di kota dingin Wonosobo, pada hari ke 22 di bulan Oktober pada tahun 1971. Tinggal di Bekasi. Ibu rumah tangga biasa penikmat sastra , Latar belakang pendidikan Keuangan Dan Perbankkan, namun lebih piawi menakar neraca hati dari pada menyesuaikan jurnal keuangan. Saat kuliah di STIKUBANK SEMARANG tergabung dalam Teater ANGKA. Karya yang diterbitkan dalam antologi bersama : Antologi bersama puisi Sapardi Dalam Kenangan bersama LKSN DAN KSN (2020), Istana Puisi dalam buku Pelangi Cinta (2020), Antologi bersama puisi Sajak Cinta Untuk Airmata Surga, bersama LKSN, Antologi bersama Puisi Dan Cerpen Wajah-Wajah Asing, bersama KSN DAN FLP Blitar, serta tergabung dalam penulisan beberapa antologi bersama puisi juga