Odi Shalahuddin
Subuh
Sejuk udara, bertahun terlewati
bulan ini, niat menikmati
Lihatlah,
dedaunan menari lembut
diiringi desir angin
Awan menonton
sepenggal bulan tersenyum
sebelum hilang dari pandang
Sejuk udara,
hirup dan meliuk dalam tubuh
Mari menanti matahari
bangkit dari tidurnya
Jatimas, 16 Mei 2020
Siang
Panas,
Angin bersembunyi
Main petak umpet
Kadang menggoda
Tetap sulit tercari
Dedaunan mengantuk
Kita lewati detik demi detik
Dalam rasa dahaga
Kabar apa tersiar sekarang
Dapat melebihi kegembiraan:
Bahwa jemuran pastilah kering!
16 Mei 2020
Odi Shalahuddin, belajar menulis puisi sejak kelas 4 SD, tapi hingga saat ini belum pernah merasa yakin bisa membuat puisi. Puisi yang pernah dimuat di media, tahun 1985, saat kelas 2 SMP di Majalah Taman Siswa. Selebihnya di bulletin atau majalah untuk kalangan terbatas. Tahun 2010-an hanya posting di medsos dan media online. Setiap diajak terlibat dalam penerbitan kumpulan puisi Bersama selalu menghindar lantaran “minder”. Baru di tahun 2020, memberanikan diri mengikuti seleksi untuk antologi “Gambang Semarang”. Dilanjutkan mengikuti seleksi “Antologi Puisi Dari Negeri Poci 10: Rantau”, tapi gagal. Atas ajakan Nani Tanjung, terlibat dalam “Kumpulan Puisi Baca Merah Putih #3”. Sepuluh tahun terakhir berupaya menghimpun tulisan ataupun pemberitaan di media mengenai seni-budaya periode 1950-1980-an. Tinggal di Sleman.