Rakai Lukman
Matahari Petani Kata
: kang Rego
Pemahat bait cakrawala ufuk timur
peneduh tunas musim kemarau
penebas gulma musim penghujan
pengusir hama
penghalau wereng anak-anak musim
nutrisi kasih mesra rembulan molek
matahari memanen senyum
petani kata tak lekang tak lelah
pemahat sajak di kening bocah-bocah bening embun
biar saja celoteh buncah membusa
ia kantongi nama-nama ketakjuban
dirawat sepenuh kalbu sebulat sukma
bait dalam kertas lekang dilindas masa
bait dalam laku abdi itu abadi
tak terpikat cetak dan jilid semu
membalik tanah, mengurai tawa bocah-bocah
sajian di halaman rumah petani kata
celoteh tetangga
kawan sinis dilahap rayap
ditelan ular sawah
Jumat, 27 Juli 2018
Tujuh Bukit
: De Jazulie
bukit-bukit menubuh
menampar keluh
melipat keringat cuaca
dzikir merapat dalam angan
pikir melompat dalam ayunan
cangkir kopi dan tapak kaki
mengali langkah
dua hasta, tiga hasta
kedalaman tak berhingga
tujuh bukit tujuh tanda
meramu tetembang
kematian adalah kelahiran
anak cucu tak terjangkit dendam
anak merangkul sepi
cucu diruwat sunyi
tujuh bukit tujuh air mata
mata air tandon hayat
sendang, pancuran keramat
para danyang dilumat-lumat
sisa misteri tanpa salam
tanpa penghormatan
tujuh bukit digempur, bumi-ratakan
tak sisa keluhuran moyang
tak bekas kebajikan rimba raya
tubuh gemerincing
simponi jiwa
bias melodi
bias denyut lembah
padamu, semua gaduh
April 2018
Rakai Lukman adalah nama pena lukmanul Hakim, kelahiran Gresik 1983. Ikut berkecimpung di dunia kesenian semenjak SMA, lalu berlanjut di Yogyakarta lantas Pulang ke kampung halaman. Di tanah kelahiran masih ikut nimbrung di perhelatan alam estetika. Sempat nongkrong di Sanggar Jepit, Teater Eska, Roemah Poetika, Teater Havara, KOTASEGER (Komunitas Teater Sekolah Gresik), Gresik Teater, DKG (Dewan Kesenian Gresik), Lesbumi PCNU Gresik dan Sanggar Pasir. Di samping itu juga jadi Guru SB di SMK Ihyaul Ulum dan Guru BI di SMK al Ihlas. Antalogi tunggal “Banjir Bantaran Bengawan” dan berbagai antalogi bersama Kitab Puisi I Sanggar Jepit” tahun 2007, “Burung Gagak dan Kupu-kupu” 2012, dan Seratus Penyair Nusantara, Festival Puisi Bangkalan II, 2017. Juga terlibat dalam riset dalam program pendampingan teater DKJT 2018 dan pengkajian sejarah lokal Desa Canga'an Ujung Pangkah Gresik 2019. Sedang mempersiapkan antalogi kedua "Curhatan Bengawan" 2020.