TEKS SULUH


Jumat, 08 Januari 2021

Puisi Rakai Lukman di Gembok 2021

 Rakai Lukman 


Matahari Petani Kata

: kang Rego


Pemahat bait cakrawala ufuk timur

peneduh tunas musim kemarau

penebas gulma musim penghujan

pengusir hama

penghalau wereng anak-anak musim

nutrisi kasih mesra rembulan molek

matahari memanen senyum

petani kata tak lekang tak lelah


pemahat sajak di kening bocah-bocah bening embun

biar saja celoteh buncah membusa

ia kantongi nama-nama ketakjuban

dirawat sepenuh kalbu sebulat sukma


bait dalam kertas lekang dilindas masa

bait dalam laku abdi itu abadi

tak terpikat cetak dan jilid semu

membalik tanah, mengurai tawa bocah-bocah

sajian di halaman rumah petani kata


celoteh tetangga

kawan sinis dilahap rayap

ditelan ular sawah

Jumat, 27 Juli 2018





Tujuh Bukit

: De Jazulie


bukit-bukit menubuh

menampar keluh

melipat keringat cuaca

dzikir merapat dalam angan

pikir melompat dalam ayunan

cangkir kopi dan tapak kaki

mengali langkah

dua hasta, tiga hasta

kedalaman tak berhingga


tujuh bukit tujuh tanda

meramu tetembang

kematian adalah kelahiran

anak cucu tak terjangkit dendam

anak merangkul sepi 

cucu diruwat sunyi


tujuh bukit tujuh air mata

mata air tandon hayat

sendang, pancuran keramat

para danyang dilumat-lumat

sisa misteri tanpa salam

tanpa penghormatan


tujuh bukit digempur, bumi-ratakan

tak sisa keluhuran moyang

tak bekas kebajikan rimba raya

tubuh gemerincing


simponi jiwa

bias melodi

bias denyut lembah

padamu, semua gaduh

April 2018


Rakai Lukman adalah nama pena lukmanul Hakim, kelahiran Gresik 1983. Ikut berkecimpung di dunia kesenian semenjak SMA, lalu berlanjut di Yogyakarta lantas Pulang ke kampung halaman. Di tanah kelahiran masih ikut nimbrung di perhelatan alam estetika. Sempat nongkrong di Sanggar Jepit, Teater Eska, Roemah Poetika, Teater Havara, KOTASEGER (Komunitas Teater Sekolah Gresik), Gresik Teater, DKG (Dewan Kesenian Gresik), Lesbumi PCNU Gresik dan Sanggar Pasir. Di samping itu juga jadi Guru SB di SMK Ihyaul Ulum dan Guru BI di SMK al Ihlas. Antalogi tunggal “Banjir Bantaran Bengawan” dan berbagai antalogi bersama Kitab Puisi I Sanggar Jepit” tahun 2007, “Burung Gagak dan Kupu-kupu” 2012, dan Seratus Penyair Nusantara, Festival Puisi Bangkalan II, 2017. Juga terlibat dalam riset dalam program pendampingan teater DKJT 2018 dan pengkajian sejarah lokal Desa Canga'an Ujung Pangkah Gresik 2019. Sedang mempersiapkan antalogi kedua "Curhatan Bengawan" 2020.