TEKS SULUH


Jumat, 08 Januari 2021

Puisi Rissa Churria di Gembok 2021

 Rissa Churria


Penggembala


Apa yang musti kugembok

Dari larik karya dan puisi puisiku

Pada tiap jengkal langkah yang kutuju

Berikrar mendarmabaktikan diksi tanpa henti


 Seperti apa kemerdekaan yang kumiliki

Meski hanya menyambung dari patahan kata

Dan remahan kecewa aku tetap mengibarkan bendera

Agar dapat berteriak di tiap perbatasan perjalanan


 Aku hanyalah penggembala aksara

Dari sebuah desa yang tak pernah disebut

Dalam agenda, namun ada dalam catatan sejarah

Aku menulis di pusat pusat peradaban

Hingga keterbelakangan mental


 Menggembala kata kata

Di tengah amuk yang menjadi badai

Tatkala kata kata dipuja lalu dirusak oleh akal

Dan teriakan teriakan kotor yang mengerak di hati


 Aku terus menggembala hingga senja tiba

Di antara gelung cakrawala dan camar

Yang meninggalkan bahagia ceria

Lesap dalam lambang bunyi

Dan percikan ilusi

Bekasi, 09.09.2020


 

Bara Merdeka Aksara 


Aku terus membakar mimpiku

Agar menyuluh  di tungku perapian

Pikirku menjadi bara  kemerdekaan

Menuntaskan  amuk cuaca katakata


 Mari kita suarakan keadilan

Dari tonggak pohonpohon  mati

Yang masih berdiri  di  hutan   hati

Hingga rimbun rindang daun mahoni


 Mari kita susun aksara

Dari lembah paling lembab

Hingga tanah kering tandus

Agar dapat membebaskannya


 Bila aksara adalah ksatria

Biarlah akan aku  sematkan

Panah pasopati mengharjuna

Dalam wisik perjalanan juang


 Bila huruf huruf adalah cinta

Akan kusembadrakan tintanya

Menjadi tempat damai sukacita

Menubuatkan kasih pada semesta

Setu, 20.09.2020


 


 


 

Rissa Churria, lahir di Banyuwangi, 17  Februari 1972, biasa dipanggil Ummi Rissa adalah penyair yang saat ini tinggal dan menetap di Bekasi, Jawa Barat. Karyanya diterbitkan dalam buku kumpulan puisi tunggal, yaitu : “Harum Haramain” (2016), “Perempuan Wetan” (2017), “Blakasuta Liku Luka Perang Saudara”(2019),  “Matahari Senja di Bumi Osing” (2020). Puisi Rissa juga dimuat di berbagai media cetak, antara lain : Jawa Pos, Radar Banyuwangi, Radar Bekasi, BMR Fox Kotamobagu, Majalah Pemuisi-Malaysia, dan lain lain.

Selain itu puisinya juga sudah dimuat di lebih 80 kumpulan puisi Bersama sejak tahun 2014 , antara lain : “Indonesia Dalam Titik 13” (2013), “Ziarah Batin” (2014), “Wakil Rakyat” (2015), “Memandang Bekasi” (2015),  “Ambarawa Seribu Wajah” (2016), “Sastra Lembah Ijen” (2017), “Teksi : Kumpulan Antologi Cerpen Seram dan Thriller” (Penulis Malaysia, Singapura dan Indonesia : 2018), “Jazirah” (Festifal Sastra Internasional Gunung Bintan 1 – 2018), “Doa Seribu Bulan” (Antologi Puisi ASEAN 2018), “Negeri Bahari” (Negeri Poci – 2019), “Segara Sakti Rantau Bertuah” ( Festival Internasional Gunung Bintan 2019), “Cincin Api” (Balai Pustaka Jawa Tengah – 2019), “Di Kaki Gunung Bintan” ( Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019), “Splash The Unrimitting Drizzel” (22 Penulis dari India, Pakistan, Bangladesh, Indonesia- 2019, dll.