TEKS SULUH


Rabu, 06 Januari 2021

Puisi Selamat Said Sanib di Gembok 2021

 Selamat Said Sanib


Rakyatku Terbelenggu 


Merdeka !

Suaraku parau

Hatiku galau

Lidahku  kelu

Tak mampu berteriak lantang

 

Membela Rakyatku

terhimpit

tertindas

terkungkung

terpasung ketidakadilan

 

Mereka tak menikmati

Makna Kemerdekaan

 

Anugerah Tuhan berupa Sumber Daya Alam

Tanah

Air 

Bumi

Untuk kemakmuran

Nikmat Tuhan yang mana Kau Dustakan

Mengapa hanya jadi bancakan segelintir orang ?

 

Bedebah ...!

Langkahku terhenti

 

Aku  termangu

Rakyatku  terbelenggu

Kebodohan

Kemiskinan

Ketidakadilan

 

Mereka hidup nambang sampah

Tinggal di kolong langit beralaskan tikar tanah tembikar

 

Lahan mereka menyempit

Termakan debu areal batubara

Namun jadi penyokong  kekuasaan jadi lumbung suara

 

Mereka tak mampu mendobrak 

Kokohnya gembok kekuasaan  siluman keparat !

Mereka  terbuai kicauan bisikan kabar burung

Tergoda selumpang beras menggunung

Segepok uang  selicin minyak  akal bulus tipuan cederai kemanusiaan

 

Sungguh mengerikan !

Ada yang buas menindas Negeri

Lupa diri mengobrak-abrik tatanan lingkungan nan asri

 

Potret Buram Rakyatku numpang di Negeri sendiri

Hak-hak mereka dikebiri

Suara mereka di bandrol materi

Hingga terlena hidup tak punya VISI

Apalagi BereAKSi

 

Rakyatku...

Bangkitlah !

Dobraklah !

Bangun dari mimpimu

Jangan terlena

Stop jadi penonton !

Pekikan  Merdeka ..!

Gelorakan Semangatmu !

 

Selagi ada kesempatan

Ibu Pertiwi  memanggilmu

Bangsa ini milikmu

Tanah Air Warisan Pahlawanmu

Untuk kesejahteraan dan kemakmuran bagi anak cucumu..

Samarinda, 15 Agustus 2020


 Selamat Said Sanib


Gembok Nusantara

Pekikan

Takbir Allahu Akbar

Menggema menghentak persada Nusantara

 

Kepalan Merdeka...!!!

Semangat Pahlawan Bangsaku membahana

 

Pergilah sana mengecat langit dicanvas  nyata

Sepuhlah karatan Gembok Nusantaraku dengan berlian  intan permata

Jangan  ada dusta apalagi airmata

Agar  kembali berkilauan gemilang menerangi peradaban pelosok Negeri

 

Terus berkarya bagi Bangsamu

Lapangkan fikiranmu

Sedalam mata air

Seluas samudra

Setinggi rasi rasi bintang gemintang memayapada

 

Gelorakan semangat menghujam dada

Bagaikan api dan bara membakar  keraguan ketakutan dan rasa malas bersemayam di dada

Hingga  Tuhan memanggilmu pulang dari mengembara

 

Tanggalkan baju prestasi ketenaranmu yang kau banggakan

Berdandanlah dengan parfum  kayu gaharu

Bungkuslah tubuhmu dengan potongan kain putih membalut duka asmara

Menemui Pahlawan di pusara

Berangkatlah dengan senyuman  jiwa yang tenang

Jangan kau bawa api dendam angkara murka

Walau hatimu masih membekas tergores luka

 

Pahatlah !

Di batu nisanmu  Wanita yang kau puja

Bawalah  bersama Cintamu  pada Tanah Air Indonesia Jaya.

Samarinda,17 Agustus 2020












Selamat Said Sanib, Lahir 18 Maret 1968 di Barong Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur, anak dari pasangan Alm.Sanib Bin Arifin ( Cilodong Jawa Barat ) dan Meidina ( Hatyei Songkla Thailand Selatan ).

Beberapa puisinya dimuat di Samarinda Pos dan situs online ambau.id. Antologi Puisi Cinta Dalam Mendidik ; Lukisan Hati Tentang Guru Budi Dan Pendidikan, Kreasi dan Literasi Indonesia Penerbit Adhi Sarana Nusantara, Mei 2018

Antologi Puisi Kitab Puisi Indonesia 1001 Cinta, 1001 Rindu.Penyusun Muhammad Thobrani,Penerbit Anom Pusaka,Pebruari 2019. Ijab Qabul Puisi Puisi Tentang ; Pendidikan, Politik, Sosial Kemanusiaan,Rumah Tanggga, Keperempuanan, Romantisme,Motivasi dan Spritualitas, Araska Jogyakarta,Maret 2019.  Menikah dengan Hairiyah. Ia dikaruniai 4 anak bernama Iqbal Mursyidan, Zulva Azzahro, Gina R Sabila, dan Rahmi Zahratunnisa.